Saya tahu bahwa Ubuntu 11.04 rakus akan graphic. Oleh karena itu semenjak dirilis tidak ada niatan untuk upgrade dari Ubuntu 10.10 yang sudah saya pakai sebelumnya. Tapi karena ada tambahan RAM dari komputer bekas kakak saya hari Sabtu kemarin, maka saya berniat mencoba upgrade ke Ubuntu 11.04.
O ya, sebelum cerita lebih lanjut, maka saya akan berikan spesifikasi komputer saya yang digunakan untuk Ubuntu 11.04.
Processor : Pentium 4 (2,5 GHz)
RAM : 1 GB (tambahan 500 MB dari kakak saya)
Video Card : NVIDIA 64 MB
Tampilkan postingan dengan label Kuliah Lagi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliah Lagi. Tampilkan semua postingan
Minggu, Mei 22, 2011
Jumat, April 08, 2011
Berapakah Nilai N? (Part 2)
Di tulisan bagian pertama, saya telah sharing tiga langkah untuk menyelesaikan persamaan dengan bentuk
Mari kita coba mengaplikasikan langkah-langkah tersebut di contoh soal berikut
1. 25 + n = 88
2. n - 44 = 32
3. 120 - n = 73
4. 64 = n + 59
5. 74 = 112 - n
a + n = b
Mari kita coba mengaplikasikan langkah-langkah tersebut di contoh soal berikut
1. 25 + n = 88
2. n - 44 = 32
3. 120 - n = 73
4. 64 = n + 59
5. 74 = 112 - n
Label:
Kuliah Lagi
Kamis, April 07, 2011
Berapakah Nilai N? (Part 1)
Mungkin anda ingat sewaktu sekolah jaman SD dulu pernah mendapatkan soal semacam berikut ini :
123 + n = 150
Berapakah nilai n?
a. 27
b. 25
c. 273
d. 50
Jika anda mendapatkan soal semacam itu saat ini, pastinya anda akan dengan mudah menyelesaikannya dalam hitungan kurang dari 10 detik. Tapi, ketika anda mendapatkan soal tersebut ketika anda masih di bangku sekolah dasar, kemungkinan anda akan berpikir sedikit lama untuk memahami cara mencari nilai n tersebut.
123 + n = 150
Berapakah nilai n?
a. 27
b. 25
c. 273
d. 50
Jika anda mendapatkan soal semacam itu saat ini, pastinya anda akan dengan mudah menyelesaikannya dalam hitungan kurang dari 10 detik. Tapi, ketika anda mendapatkan soal tersebut ketika anda masih di bangku sekolah dasar, kemungkinan anda akan berpikir sedikit lama untuk memahami cara mencari nilai n tersebut.
Label:
Kuliah Lagi
Sabtu, April 24, 2010
Kaya Tambah Kaya dan Miskin Tambah Miskin
Perumpamaan di atas biasa dipakai untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Banyak yang bilang saat ini kesenjangan antara si kaya dengan si miskin semakin besar. Mungkin itu ada benarnya, tapi saya punya pendapat lain mengenai perumpamaan di atas.
Kaya tambah kaya. Saya rasa ini adalah logis. Orang yang sudah kaya akan lebih mudah memutar uangnya untuk menambah penghasilan. Si kaya bisa saja membeli properti, emas, saham dan produk investasi lainnya untuk menambah kekayaan. Memang ada resiko yang timbul dari investasi ini, tapi dalam beberapa tahun terakhir, produk investasi yang saya sebutkan tadi meningkat hingga beberapa kali lipat dari sebelumnya. Sehingga hal yang wajar jika kekayaan si kaya bertambah.
Dari sisi spiritual, adalah jumlah pemberian dari orang kaya yang terus bertambah. Pertama tentunya adalah si kaya membayar pajak yang sangat besar. Makin besar pendapatannya, makin besar bayar pajaknya. Hasil pajak digunakan untuk pembangunan. Lalu sebagian dari pendapatannya tersebut disumbangkan dalam bentuk zakat dan sedekah. Zakat dan sedekah ini tentunya juga tidak sedikit. Dan sedekah tidak mungkin membuat orang menjadi miskin, malah banyak yang mengatakan bahwa sedekah bisa melipatgandakan rejeki.
Jadi, dengan melihat dari dua sisi yaitu logika dan spiritual, maka adalah hal yang sangat wajar jika si kaya akhirnya bertambah kaya. Ditunjang oleh keberaniannya berinvestasi dan banyak bersedekah, tentunya kekayaannya dapat menjadi berlipat dalam beberapa tahun saja.
Lalu, bagaimana dengan si miskin? Jika dilihat dari kedua sisi di atas, maka si miskin benar-benar menjadi kebalikan si kaya. Si miskin tidak memiliki uang lebih untuk berinvestasi. Uang yang diterimanya langsung dihabiskan saat itu juga. Bukan berarti si miskin ini boros, tapi memang uang yang diterima adalah pas-pasan. Jika sudah demikian, darimana si miskin bisa memiliki kesempatan berinvestasi? Jika tidak berinvestasi apakah bisa menjadi kaya? Tentu tidak!!
Si miskin dilihat dari sisi spiritual juga minim sekali dalam memberi. Malah yang terjadi adalah sebaliknya. Lihat saja beberapa kejadian di negeri ini ketika terjadi pembagian sembako atau bagi-bagi uang dari penderma. Si miskin berebutan antar mereka, sehingga bisa dipastikan bahwa si miskin ini mengambil jatah temannya sendiri. Dan ketika sudah mendapatkan bantuan, maka bantuan tersebut digunakan untuk kepentingan konsumtif dan tidak menjadi produktif.
Si miskin pun rasanya tidak membayar pajak karena pendapatannya di bawah kewajiban membayar pajak. Jikalau pendapatannya lebih pun, si miskin tidak punya akses untuk membayar pajaknya. Dengan demikian tidak ada kontribusinya sama sekali terhadap pembangunan negara.
Jika memang demikian, tidak aneh kan jika kaya tambah kaya dan miskin tambah miskin. Jangan melulu menyalahkan pemerintah, apalagi isu semacam ini biasanya dihembuskan di masa kampanye dan hilang begitu saja ketika pemilu atau pilkada berakhir.
Mungkin kita tidak akan bisa menghambat laju si kaya menambah pundi-pundi kekayaannya, sejauh memang itu wajar diterimanya dan bukan hasil korupsi atau penipuan. Namun kita bisa membantu si miskin untuk tidak tambah miskin dan perlahan-lahan nasib kehidupannya berubah. Untuk itu dibutuhkan bimbingan kepada si miskin untuk mau menyisihkan sedikit pendapatannya untuk berbagi dan juga berinvestasi. Bantuan kepada si miskin bukan lagi berupa bahan kebutuhan pokok tapi berupa modal usaha, bantuan pendidikan kepada anak-anaknya, dan juga bimbingan untuk mengurangi pos pengeluaran yang tak perlu dan dialihkan kepada investasi maupun berbagi.
Memang diakui sulit bagi si miskin untuk berbagi dan berinvestasi. Namun itu harus dilakukan bila nasib mau berubah. Jadi ingat salah satu ayat di kitab suci Al-Quran yang menerangkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri.
Oleh karena itu si miskin harus mengubah diri, dan pemerintah memfasilitasi perubahan tersebut. Hal ideal yang rasanya masih jauh dari negeri ini. Tapi tentunya usaha kesana sudah harus dilaksanakan jika ingin berubah.
Mau kaya? Yuk ikutan lifestyle orang kaya, invest dan berbagi. Itu saja!!
Kaya tambah kaya. Saya rasa ini adalah logis. Orang yang sudah kaya akan lebih mudah memutar uangnya untuk menambah penghasilan. Si kaya bisa saja membeli properti, emas, saham dan produk investasi lainnya untuk menambah kekayaan. Memang ada resiko yang timbul dari investasi ini, tapi dalam beberapa tahun terakhir, produk investasi yang saya sebutkan tadi meningkat hingga beberapa kali lipat dari sebelumnya. Sehingga hal yang wajar jika kekayaan si kaya bertambah.
Dari sisi spiritual, adalah jumlah pemberian dari orang kaya yang terus bertambah. Pertama tentunya adalah si kaya membayar pajak yang sangat besar. Makin besar pendapatannya, makin besar bayar pajaknya. Hasil pajak digunakan untuk pembangunan. Lalu sebagian dari pendapatannya tersebut disumbangkan dalam bentuk zakat dan sedekah. Zakat dan sedekah ini tentunya juga tidak sedikit. Dan sedekah tidak mungkin membuat orang menjadi miskin, malah banyak yang mengatakan bahwa sedekah bisa melipatgandakan rejeki.
Jadi, dengan melihat dari dua sisi yaitu logika dan spiritual, maka adalah hal yang sangat wajar jika si kaya akhirnya bertambah kaya. Ditunjang oleh keberaniannya berinvestasi dan banyak bersedekah, tentunya kekayaannya dapat menjadi berlipat dalam beberapa tahun saja.
Lalu, bagaimana dengan si miskin? Jika dilihat dari kedua sisi di atas, maka si miskin benar-benar menjadi kebalikan si kaya. Si miskin tidak memiliki uang lebih untuk berinvestasi. Uang yang diterimanya langsung dihabiskan saat itu juga. Bukan berarti si miskin ini boros, tapi memang uang yang diterima adalah pas-pasan. Jika sudah demikian, darimana si miskin bisa memiliki kesempatan berinvestasi? Jika tidak berinvestasi apakah bisa menjadi kaya? Tentu tidak!!
Si miskin dilihat dari sisi spiritual juga minim sekali dalam memberi. Malah yang terjadi adalah sebaliknya. Lihat saja beberapa kejadian di negeri ini ketika terjadi pembagian sembako atau bagi-bagi uang dari penderma. Si miskin berebutan antar mereka, sehingga bisa dipastikan bahwa si miskin ini mengambil jatah temannya sendiri. Dan ketika sudah mendapatkan bantuan, maka bantuan tersebut digunakan untuk kepentingan konsumtif dan tidak menjadi produktif.
Si miskin pun rasanya tidak membayar pajak karena pendapatannya di bawah kewajiban membayar pajak. Jikalau pendapatannya lebih pun, si miskin tidak punya akses untuk membayar pajaknya. Dengan demikian tidak ada kontribusinya sama sekali terhadap pembangunan negara.
Jika memang demikian, tidak aneh kan jika kaya tambah kaya dan miskin tambah miskin. Jangan melulu menyalahkan pemerintah, apalagi isu semacam ini biasanya dihembuskan di masa kampanye dan hilang begitu saja ketika pemilu atau pilkada berakhir.
Mungkin kita tidak akan bisa menghambat laju si kaya menambah pundi-pundi kekayaannya, sejauh memang itu wajar diterimanya dan bukan hasil korupsi atau penipuan. Namun kita bisa membantu si miskin untuk tidak tambah miskin dan perlahan-lahan nasib kehidupannya berubah. Untuk itu dibutuhkan bimbingan kepada si miskin untuk mau menyisihkan sedikit pendapatannya untuk berbagi dan juga berinvestasi. Bantuan kepada si miskin bukan lagi berupa bahan kebutuhan pokok tapi berupa modal usaha, bantuan pendidikan kepada anak-anaknya, dan juga bimbingan untuk mengurangi pos pengeluaran yang tak perlu dan dialihkan kepada investasi maupun berbagi.
Memang diakui sulit bagi si miskin untuk berbagi dan berinvestasi. Namun itu harus dilakukan bila nasib mau berubah. Jadi ingat salah satu ayat di kitab suci Al-Quran yang menerangkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut mengubah nasibnya sendiri.
Oleh karena itu si miskin harus mengubah diri, dan pemerintah memfasilitasi perubahan tersebut. Hal ideal yang rasanya masih jauh dari negeri ini. Tapi tentunya usaha kesana sudah harus dilaksanakan jika ingin berubah.
Mau kaya? Yuk ikutan lifestyle orang kaya, invest dan berbagi. Itu saja!!
Label:
Kuliah Lagi
Kamis, April 15, 2010
Jangan Beli Mobil Baru di Tahun 2010
Anda ingin ganti mobil lama dengan mobil baru tahun ini? Mohon tunda keinginan anda! Alasannya sederhana, tahun ini harga mobil baru sudah terlalu mahal atau dengan kata lain "OVER PRICE".
Kok bisa terlalu mahal? Mari kita buat patokan harga mobil di tahun 2008. Beberapa mobil yang akan dijadikan contoh adalah Daihatsu Xenia, Nissan Grand Livina dan Honda Jazz. Alasan saya menjadikan ketiga mobil ini sebagai contoh adalah saya pernah mengetahui harga ketiga jenis mobil ini di tahun 2008, karena yang dua dibeli oleh keluarga saya, dan yang satu lagi saya pernah melihat brosurnya di diler mobil yang bersangkutan. Sehingga jelas disini bahwa saya tidak mengada-ada masalah data harga mobil di tahun 2008.
Mobil Daihatsu Xenia tahun 2008 tipe Li Family 1000 cc pada bulan Maret 2008 adalah seharga Rp 106 juta. Saya tahu persis karena pada bulan itu keluarga saya membeli mobil tersebut dengan cara kredit. Seperti diketahui jika membeli kendaraan dengan sistem kredit, maka tidak ada diskon price list di invoice yang diberikan oleh diler. Tahun 2010 mobil Daihatsu Xenia dengan tipe yang sama berharga Rp 135 juta atau ada kenaikan Rp 29 juta.
Mobil Nissan Grand Livina tahun 2008 tipe XV Manual 1500 cc pada bulan Agustus 2008 adalah seharga Rp 152 juta. Saya tahu harga ini karena saat itu salah satu keluarga saya membeli mobil tersebut juga dengan sistem kredit. Tahun 2010 mobil Nissan Grand Livina dengan tipe yang sama berharga Rp 179 juta atau ada kenaikan Rp 27 juta.
Mobil Honda All New Jazz tahun 2008 Manual 1500 cc pada bulan Agustus 2008 adalah seharga Rp 160 juta. Saya tahu harga ini karena saat itu saya mendatangi diler Honda dekat kantor saya dan mendapatkan brosur price list Honda All New Jazz. Tahun 2010 mobil Honda All New Jazz dengan tipe yang sama berharga Rp 197 juta atau ada kenaikan Rp 37 juta.
Dari ketiga fakta di atas dapat dianalisa lebih lanjut prosentase kenaikan harga masing-masing mobil. Daihatsu Xenia naik sebesar 27.36%, Nissan Grand Livina naik sebesar 17.76% dan Honda Jazz naik sebesar 23.13%.
Biasanya kenaikan harga mobil didasari oleh tingkat inflasi dan kurs rupiah pada tahun berjalan. Tingkat inflasi sejak 2008 hingga 2010 berjumlah 13.84%. Dan kurs rupiah terhadap dollar di bulan April 2008 adalah di level 9200 atau hampir sama dengan kurs rupiah terhadap dollar saat ini. Artinya dengan dasar kenaikan harga hanya pada tingkat inflasi, maka harga ketiga jenis mobil di atas saat ini terlalu mahal sebesar 13.52% untuk Daihatsu Xenia, 3.92% untuk Nissan Grand Livina dan 9.29% untuk Honda Jazz.
Lalu apa yang menyebabkan produsen menaikkan harga jual yang terlalu tinggi kepada mobil? Jawabannya ada pada nilai kurs fluktuatif di tahun 2008 lalu. Walaupun nilai kurs rupiah terhadap dollar di bulan Maret 2008 di level yang hampir sama dengan saat ini, namun kurs rupiah terhadap dollar sempat anjlok ke level 12000 atau naik sekitar 30% dari sebelumnya, dan turun kembali ke level 9000-an pada pertengahan tahun 2009. Dengan penurunan nilai rupiah, membuat produsen "terpaksa" menyesuaikan harga jual kepada konsumen. Maka tidak terlalu aneh jika harga mobil di tahun 2009 lalu naik sangat tajam dibandingkan dengan harga di tahun 2008. Tapi saat itu hal itu dapat dimaklumi karena memang kondisinya yang "memaksa" produsen menaikkan harga. Hal ini mengindikasikan bahwa produsen mobil di Indonesia tidak memiliki sistem lindung nilai untuk menekan biaya produksi dan masih mengandalkan produk impor untuk bahan baku maupun bahan jadi.
Ketika nilai rupiah kembali sedia kala, harga mobil yang sempat naik tidak mengalami penurunan, karena memang tidak ada sejarahnya harga mobil turun apalagi tanpa embel-embel perubahan dari Completely Built Up (CBU) ke Completely Knock Down (CKD). Yang terjadi adalah produsen mempertahankan harga jual ketika waktunya penyesuaian harga berkala, atau produsen memberikan bonus-bonus aksesoris tertentu sebagai ganti diskon harga jual.
Oleh karena itu kita tidak aneh jika melihat promosi beli Daihatsu Xenia dan Isuzu Panther mendapatkan bonus GPS, atau beli mobil merek Toyota mendapat cicilan ringan dengan bunga murah. Ada pula promosi membeli mobil merek Honda dengan bunga mulai 0%.
Yang jelas terlihat dalam beberapa waktu lalu adalah adanya perubahan minor pada mobil Toyota Vios tanpa menaikkan harga jual. Padahal dalam sejarahnya untuk perubahan mobil kecil Toyota Avanza saja, harga mobil dapat dinaikkan sampai Rp 10 juta.
Mari kita tahan dulu untuk membeli mobil baru tahun ini. Dengan adanya penurunan penjualan mobil maka produsen terpaksa tidak menaikkan harga dan memberikan bonus aksesoris yang lebih hebat lagi. Ketika itu terjadi, dan melihat tingkat inflasi dan kurs rupiah, maka kita dapat membeli lagi mobil baru dengan harga yang layak.
Jika anda ingin membeli mobil karena hal lain selain harga, maka silakan saja membeli mobil tahun ini, toh uangnya anda yang punya kan?
Kok bisa terlalu mahal? Mari kita buat patokan harga mobil di tahun 2008. Beberapa mobil yang akan dijadikan contoh adalah Daihatsu Xenia, Nissan Grand Livina dan Honda Jazz. Alasan saya menjadikan ketiga mobil ini sebagai contoh adalah saya pernah mengetahui harga ketiga jenis mobil ini di tahun 2008, karena yang dua dibeli oleh keluarga saya, dan yang satu lagi saya pernah melihat brosurnya di diler mobil yang bersangkutan. Sehingga jelas disini bahwa saya tidak mengada-ada masalah data harga mobil di tahun 2008.
Mobil Daihatsu Xenia tahun 2008 tipe Li Family 1000 cc pada bulan Maret 2008 adalah seharga Rp 106 juta. Saya tahu persis karena pada bulan itu keluarga saya membeli mobil tersebut dengan cara kredit. Seperti diketahui jika membeli kendaraan dengan sistem kredit, maka tidak ada diskon price list di invoice yang diberikan oleh diler. Tahun 2010 mobil Daihatsu Xenia dengan tipe yang sama berharga Rp 135 juta atau ada kenaikan Rp 29 juta.
Mobil Nissan Grand Livina tahun 2008 tipe XV Manual 1500 cc pada bulan Agustus 2008 adalah seharga Rp 152 juta. Saya tahu harga ini karena saat itu salah satu keluarga saya membeli mobil tersebut juga dengan sistem kredit. Tahun 2010 mobil Nissan Grand Livina dengan tipe yang sama berharga Rp 179 juta atau ada kenaikan Rp 27 juta.
Mobil Honda All New Jazz tahun 2008 Manual 1500 cc pada bulan Agustus 2008 adalah seharga Rp 160 juta. Saya tahu harga ini karena saat itu saya mendatangi diler Honda dekat kantor saya dan mendapatkan brosur price list Honda All New Jazz. Tahun 2010 mobil Honda All New Jazz dengan tipe yang sama berharga Rp 197 juta atau ada kenaikan Rp 37 juta.
Dari ketiga fakta di atas dapat dianalisa lebih lanjut prosentase kenaikan harga masing-masing mobil. Daihatsu Xenia naik sebesar 27.36%, Nissan Grand Livina naik sebesar 17.76% dan Honda Jazz naik sebesar 23.13%.
Biasanya kenaikan harga mobil didasari oleh tingkat inflasi dan kurs rupiah pada tahun berjalan. Tingkat inflasi sejak 2008 hingga 2010 berjumlah 13.84%. Dan kurs rupiah terhadap dollar di bulan April 2008 adalah di level 9200 atau hampir sama dengan kurs rupiah terhadap dollar saat ini. Artinya dengan dasar kenaikan harga hanya pada tingkat inflasi, maka harga ketiga jenis mobil di atas saat ini terlalu mahal sebesar 13.52% untuk Daihatsu Xenia, 3.92% untuk Nissan Grand Livina dan 9.29% untuk Honda Jazz.
Lalu apa yang menyebabkan produsen menaikkan harga jual yang terlalu tinggi kepada mobil? Jawabannya ada pada nilai kurs fluktuatif di tahun 2008 lalu. Walaupun nilai kurs rupiah terhadap dollar di bulan Maret 2008 di level yang hampir sama dengan saat ini, namun kurs rupiah terhadap dollar sempat anjlok ke level 12000 atau naik sekitar 30% dari sebelumnya, dan turun kembali ke level 9000-an pada pertengahan tahun 2009. Dengan penurunan nilai rupiah, membuat produsen "terpaksa" menyesuaikan harga jual kepada konsumen. Maka tidak terlalu aneh jika harga mobil di tahun 2009 lalu naik sangat tajam dibandingkan dengan harga di tahun 2008. Tapi saat itu hal itu dapat dimaklumi karena memang kondisinya yang "memaksa" produsen menaikkan harga. Hal ini mengindikasikan bahwa produsen mobil di Indonesia tidak memiliki sistem lindung nilai untuk menekan biaya produksi dan masih mengandalkan produk impor untuk bahan baku maupun bahan jadi.
Ketika nilai rupiah kembali sedia kala, harga mobil yang sempat naik tidak mengalami penurunan, karena memang tidak ada sejarahnya harga mobil turun apalagi tanpa embel-embel perubahan dari Completely Built Up (CBU) ke Completely Knock Down (CKD). Yang terjadi adalah produsen mempertahankan harga jual ketika waktunya penyesuaian harga berkala, atau produsen memberikan bonus-bonus aksesoris tertentu sebagai ganti diskon harga jual.
Oleh karena itu kita tidak aneh jika melihat promosi beli Daihatsu Xenia dan Isuzu Panther mendapatkan bonus GPS, atau beli mobil merek Toyota mendapat cicilan ringan dengan bunga murah. Ada pula promosi membeli mobil merek Honda dengan bunga mulai 0%.
Yang jelas terlihat dalam beberapa waktu lalu adalah adanya perubahan minor pada mobil Toyota Vios tanpa menaikkan harga jual. Padahal dalam sejarahnya untuk perubahan mobil kecil Toyota Avanza saja, harga mobil dapat dinaikkan sampai Rp 10 juta.
Mari kita tahan dulu untuk membeli mobil baru tahun ini. Dengan adanya penurunan penjualan mobil maka produsen terpaksa tidak menaikkan harga dan memberikan bonus aksesoris yang lebih hebat lagi. Ketika itu terjadi, dan melihat tingkat inflasi dan kurs rupiah, maka kita dapat membeli lagi mobil baru dengan harga yang layak.
Jika anda ingin membeli mobil karena hal lain selain harga, maka silakan saja membeli mobil tahun ini, toh uangnya anda yang punya kan?
Label:
Kuliah Lagi
Selasa, April 13, 2010
Susno dan Siklus Tujuh Tahunan
Siapa yang tidak kenal Komisaris Jendral Polisi Susno Duadji (Pak Susno) hari ini? Wajahnya hampir selalu muncul di media massa maupun media elektronik dalam beberapa bulan terakhir. Perannya pun berganti-ganti, dari mulai antagonis hingga menjadi protagonis.
Nama Pak Susno mulai dikenal publik sejak kasus cicak-buaya yang melibatkan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kira-kira pertengahan tahun lalu. Kasus ini cukup menarik perhatian publik dan Pak Susno di dalam kasus ini mendapatkan peran antagonis. Dia menjadi orang jahat dalam peristiwa tersebut dan bahkan banyak tuntutan mundur kepadanya dari jabatan yang dipegangnya saat itu, yaitu Kabareskim Polri.
Setelah desakan mundur semakin kuat, Pak Susno akhirnya mundur dan langsung menjadi perwira tinggi biasa tanpa jabatan. Istilah kasarnya, Pak Susno dipinggirkan, tidak diberikan tanggung jawab sesuai karirnya yaitu Jendral Bintang Tiga. Habiskah karirnya? Mungkin iya, tapi dia tidak hilang dari mata publik.
Selang beberapa minggu dari pengunduran dirinya, Pak Susno bersaksi di pengadilan kasus Antasari Azhar mengenai pembunuhan Nasrudin Zulkarnain, lengkap dengan pakaian dinasnya. Kabarnya kedatangan Pak Susno ke persidangan tersebut tidak mendapatkan restu atasannya atau Kapolri saat ini Jendral Polisi Bambang Hendarso Danuri. Media menangkap ulah Pak Susno sebagai ketidakpatuhannya kepada institusi kepolisian. Namun sikap publik kepada Pak Susno mulai meluntur melihat keberaniannya bersaksi yang isinya sangat berbeda dari yang sudah dilontarkan pihak penyidik sebelumnya.
Keterlibatan Pak Susno tidak hanya pada kasus Antasari Azhar. Dia juga terlibat memberikan kesaksian pada kasus Bank Century yang sangat menghebohkan tersebut. Kata-katanya sekali lagi mengungkap fakta baru bagi kasus yang menyeret nama Menteri Keuangan dan juga Wakil Presiden saat ini.
Belum puas bersaksi pada kasus Bank Century, Pak Susno lagi-lagi memberikan informasi yang mengejutkan semua pihak. Dia membeberkan praktek makelar kasus dalam perpajakan. Nama Gayus Tambunan, Bahasyim Assifie dan Syahril Johan menjadi tenar berkat nyanyian Pak Susno dalam beberapa minggu ini. Sejak inilah publik mulai menampakkan simpati kepada Pak Susno.
Tidak berhenti berulah, kemarin Pak Susno akhirnya ditangkap oleh Polri dengan tuduhan melanggar kedisiplinan institusi. Penangkapan ini diliput secara besar oleh media elektronik dan langsung menjadi talkshow di beberapa stasiun televisi yang fokus kepada berita. Meskipun akhirnya Pak Susno dibebaskan empat jam kemudian, namun peristiwa tersebut berhasil menjadi headline kebanyakan media massa nasional. Disinilah popularitas Pak Susno meroket. Beberapa pihak bahkan menyebutnya sebagai "Pahlawan Kejujuran."
Melihat tindak tanduk Pak Susno sebenarnya saya tidak terlalu heran. Hal ini mengingatkan saya pada kejadian di tahun 1996 dan 2003. Ada apa di tahun tersebut?
Tahun 1996 ada peristiwa yang selalu diingat oleh publik, yaitu peristiwa 27 Juli 1996 yang melibatkan partai politik Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan kabarnya ada pelanggaran Hak Asasi Manusia disana. Peristiwa ini merupakan cikal bakal berdirinya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang hingga saat ini dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarno Putri. Peristiwa ini mempopulerkan sekaligus menarik simpati masyarakat kepada Ibu Mega sehingga di pemilu 1999 PDIP berhasil menjadi partai pemenang pemilu dan Ibu Mega hampir saja menjadi Presiden jika tidak dihalau oleh poros tengah saat itu. Ibu Mega akhirnya menjadi Presiden perempuan pertama Indonesia, setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat melengserkan Presiden saat itu, yaitu Alm. Abdurrahman Wahid atau yang biasa dikenal dengan Gus Dur.
Tahun 2003 terjadi peristiwa yang menjadi titik balik kepopuleran Ibu Mega. Peristiwa tersebut adalah pernyataan dari Suami Ibu Mega, Taufik Kemas yang mengecam tindakan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan saat itu yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Habis dikecam tindakannya, SBY mengundurkan diri sebagai menteri dan konsentrasi membesarkan Partai Demokrat (PD) yang didirikannya beberapa saat sebelumnya. Peristiwa ini menyebabkan popularitas dan simpati masyarakat kepada SBY meroket dan sebaliknya popularitas dan simpati masyarakat kepada Ibu Mega jatuh. Siapa yang sangka bahwa di tahun 2004, SBY dengan kendaraan partainya yang masih baru, bisa menjadi Presiden Republik Indonesia berikutnya?
Peristiwa tahun 1996 dan 2003 berjarak tujuh tahun. Dan sekarang tahun 2010 juga berjarak tujuh tahun dari 2003. Peristiwa apa yang terjadi tahun ini? Apakah peristiwa Pak Susno yang kemarin ditahan oleh institusi kepolisian bisa membuatnya menjadi populer dan meraih simpati masyarakat yang pada gilirannya dapat menjadi calon kuat untuk menjadi Presiden di tahun 2014? Tidak ada yang tahu, tapi fakta sejarah dapat mengindikasikan demikian.
Awalnya saya menduga, ketika Pak Susno mengundurkan diri sebagai Kabareskim dan berbuat berbagai macam ulah yang diliput publik, Pak Susno mengincar jabatan Kapolri karena seakan-akan perbuatannya membuka borok kepolisian saat ini. Namun peristiwa kemarin membuat saya mengubah dugaan tersebut, rupanya bukan jabatan Kapolri yang Pak Susno tuju, melainkan jabatan Presiden Republik Indonesialah tujuan Pak Susno.
Kalau boleh saya sumbang saran kepada Pak Susno, maka saya akan sarankan Pak Susno untuk segera ambil pensiun dini di kepolisian. Kemudian gabung atau dirikan partai politik sendiri sebagai kendaraan Bapak untuk bertarung menjadi RI 1 di tahun 2014. Dengan fakta sejarah dua Presiden Republik Indonesia sebelumnya, Bapaklah yang paling berpeluang menjadi RI 1 di 2014.
Selamat Pak Susno, semoga berhasil di 2014!
Nama Pak Susno mulai dikenal publik sejak kasus cicak-buaya yang melibatkan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kira-kira pertengahan tahun lalu. Kasus ini cukup menarik perhatian publik dan Pak Susno di dalam kasus ini mendapatkan peran antagonis. Dia menjadi orang jahat dalam peristiwa tersebut dan bahkan banyak tuntutan mundur kepadanya dari jabatan yang dipegangnya saat itu, yaitu Kabareskim Polri.
Setelah desakan mundur semakin kuat, Pak Susno akhirnya mundur dan langsung menjadi perwira tinggi biasa tanpa jabatan. Istilah kasarnya, Pak Susno dipinggirkan, tidak diberikan tanggung jawab sesuai karirnya yaitu Jendral Bintang Tiga. Habiskah karirnya? Mungkin iya, tapi dia tidak hilang dari mata publik.
Selang beberapa minggu dari pengunduran dirinya, Pak Susno bersaksi di pengadilan kasus Antasari Azhar mengenai pembunuhan Nasrudin Zulkarnain, lengkap dengan pakaian dinasnya. Kabarnya kedatangan Pak Susno ke persidangan tersebut tidak mendapatkan restu atasannya atau Kapolri saat ini Jendral Polisi Bambang Hendarso Danuri. Media menangkap ulah Pak Susno sebagai ketidakpatuhannya kepada institusi kepolisian. Namun sikap publik kepada Pak Susno mulai meluntur melihat keberaniannya bersaksi yang isinya sangat berbeda dari yang sudah dilontarkan pihak penyidik sebelumnya.
Keterlibatan Pak Susno tidak hanya pada kasus Antasari Azhar. Dia juga terlibat memberikan kesaksian pada kasus Bank Century yang sangat menghebohkan tersebut. Kata-katanya sekali lagi mengungkap fakta baru bagi kasus yang menyeret nama Menteri Keuangan dan juga Wakil Presiden saat ini.
Belum puas bersaksi pada kasus Bank Century, Pak Susno lagi-lagi memberikan informasi yang mengejutkan semua pihak. Dia membeberkan praktek makelar kasus dalam perpajakan. Nama Gayus Tambunan, Bahasyim Assifie dan Syahril Johan menjadi tenar berkat nyanyian Pak Susno dalam beberapa minggu ini. Sejak inilah publik mulai menampakkan simpati kepada Pak Susno.
Tidak berhenti berulah, kemarin Pak Susno akhirnya ditangkap oleh Polri dengan tuduhan melanggar kedisiplinan institusi. Penangkapan ini diliput secara besar oleh media elektronik dan langsung menjadi talkshow di beberapa stasiun televisi yang fokus kepada berita. Meskipun akhirnya Pak Susno dibebaskan empat jam kemudian, namun peristiwa tersebut berhasil menjadi headline kebanyakan media massa nasional. Disinilah popularitas Pak Susno meroket. Beberapa pihak bahkan menyebutnya sebagai "Pahlawan Kejujuran."
Melihat tindak tanduk Pak Susno sebenarnya saya tidak terlalu heran. Hal ini mengingatkan saya pada kejadian di tahun 1996 dan 2003. Ada apa di tahun tersebut?
Tahun 1996 ada peristiwa yang selalu diingat oleh publik, yaitu peristiwa 27 Juli 1996 yang melibatkan partai politik Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan kabarnya ada pelanggaran Hak Asasi Manusia disana. Peristiwa ini merupakan cikal bakal berdirinya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang hingga saat ini dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarno Putri. Peristiwa ini mempopulerkan sekaligus menarik simpati masyarakat kepada Ibu Mega sehingga di pemilu 1999 PDIP berhasil menjadi partai pemenang pemilu dan Ibu Mega hampir saja menjadi Presiden jika tidak dihalau oleh poros tengah saat itu. Ibu Mega akhirnya menjadi Presiden perempuan pertama Indonesia, setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat melengserkan Presiden saat itu, yaitu Alm. Abdurrahman Wahid atau yang biasa dikenal dengan Gus Dur.
Tahun 2003 terjadi peristiwa yang menjadi titik balik kepopuleran Ibu Mega. Peristiwa tersebut adalah pernyataan dari Suami Ibu Mega, Taufik Kemas yang mengecam tindakan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan saat itu yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Habis dikecam tindakannya, SBY mengundurkan diri sebagai menteri dan konsentrasi membesarkan Partai Demokrat (PD) yang didirikannya beberapa saat sebelumnya. Peristiwa ini menyebabkan popularitas dan simpati masyarakat kepada SBY meroket dan sebaliknya popularitas dan simpati masyarakat kepada Ibu Mega jatuh. Siapa yang sangka bahwa di tahun 2004, SBY dengan kendaraan partainya yang masih baru, bisa menjadi Presiden Republik Indonesia berikutnya?
Peristiwa tahun 1996 dan 2003 berjarak tujuh tahun. Dan sekarang tahun 2010 juga berjarak tujuh tahun dari 2003. Peristiwa apa yang terjadi tahun ini? Apakah peristiwa Pak Susno yang kemarin ditahan oleh institusi kepolisian bisa membuatnya menjadi populer dan meraih simpati masyarakat yang pada gilirannya dapat menjadi calon kuat untuk menjadi Presiden di tahun 2014? Tidak ada yang tahu, tapi fakta sejarah dapat mengindikasikan demikian.
Awalnya saya menduga, ketika Pak Susno mengundurkan diri sebagai Kabareskim dan berbuat berbagai macam ulah yang diliput publik, Pak Susno mengincar jabatan Kapolri karena seakan-akan perbuatannya membuka borok kepolisian saat ini. Namun peristiwa kemarin membuat saya mengubah dugaan tersebut, rupanya bukan jabatan Kapolri yang Pak Susno tuju, melainkan jabatan Presiden Republik Indonesialah tujuan Pak Susno.
Kalau boleh saya sumbang saran kepada Pak Susno, maka saya akan sarankan Pak Susno untuk segera ambil pensiun dini di kepolisian. Kemudian gabung atau dirikan partai politik sendiri sebagai kendaraan Bapak untuk bertarung menjadi RI 1 di tahun 2014. Dengan fakta sejarah dua Presiden Republik Indonesia sebelumnya, Bapaklah yang paling berpeluang menjadi RI 1 di 2014.
Selamat Pak Susno, semoga berhasil di 2014!
Label:
Kuliah Lagi
Jumat, April 09, 2010
Rekayasa Markus
Sebuah stasiun televisi swasta yang banyak mengabarkan berita telah dituduh merekayasa berita demi kepentingan rating. Banyak yang percaya dan banyak pula yang tidak. Yang pasti orang yang dijadikan sebagai narasumber mengaku ada rekayasa dari presenter acara tersebut. Sedangkan dari pihak stasiun televisi tersebut membantah tuduhan tersebut dan mereka yakin bahwa narasumber yang ditampilkan adalah valid.
Bantah-bantahan kronologis dan fakta adalah hal yang sangat umum di negeri ini. Dalam seminggu terakhir saja sudah banyak terjadi bantahan fakta antara satu pihak dengan lainnya. Misalnya, dalam kasus suap pemilihan deputi senior Bank Indonesia, antara terdakwa dan saksi terdapat perbedaan keterangan yang signifikan. Atau yang mungkin cukup telak adalah bantahan kapolri mengenai tidak adanya budaya setoran kepada atasan di tubuh polri. Yang menarik lagi bantahan dari pengacara bekas pegawai pajak yang ditenggarai memiliki rekening tak wajar, dan berkata bahwa kliennya kerja keras selama 34 tahun di dirjen pajak.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, siapa yang benar? Wallahualam. Masing-masing berkata sesuai pengetahuannya, malah untuk beberapa kasus masing-masing berkata di bawah sumpah. Apakah sumpah yang diucapkan tidak dipedulikan? Kita sama-sama tak tahu. Yang pasti ketika suatu kejadian ada beberapa versi cerita, maka tentunya ada cerita yang tak benar, dan belum tentu ada cerita yang benar.
Kejujuran sepertinya sudah punah dari negeri ini, minimal seperti yang dipertunjukan di media cetak maupun media massa. Kode etik sudah menjadi barang usang. Popularitas, kekuasaan dan uang menjadi panglima pada setiap kejadian di negeri ini. Entah bagaimana bangsa ini bisa bertahan lagi lebih lama jika hal ini terus dibiarkan dan tidak ada tindakan pencegahan maupun penindakan tegas terhadap yang terbukti bersalah.
Kembali ke kasus awal mengenai televisi swasta. Mungkin karena seringnya siaran live di televisi, pagi, siang, sore, malam dan kadang tengah malam, membuat bahan berita yang dikabarkan kadang kurang berkualitas. Lihat saja, dari pagi bicara ini. Siang bicara ini lagi. Sore ini lagi yang dibahas. Malam dan tengah malam pun ini lagi yang dibicarakan. Sehingga untuk membuat variasi dan untuk terus ditonton oleh pemirsa dengan indikator rating, maka para kreatif di stasiun televisi tersebut harus memutar otak dengan keras. Tapi kreatifitas yang disertai deadline yang ketat membuat pelakunya kadang harus mengambil jalan pintas, dan kemungkinan ini yang terjadi kepada stasiun televisi swasta tersebut. Jalan pintas yang dipikir baik untuk semuanya, bagi rating, bagi pemirsa, bagi stasiun yang bersangkutan dan juga bagi pembentukan opini ke masyarakat yang terus lapar akan informasi yang seru dan dikemas secara populer.
Namun jalan pintas itu rupanya berimbas sangat besar. Alih-alih mendapatkan sesuai keinginan, malah ketiban kasus yang sangat besar. Bukan hanya kepada presenter yang bersangkutan, tetapi kepada stasiun televisi tersebut. Oleh karena itu tidak aneh bila bantahan keras datang - atas keterangan orang yang diduga dibayar untuk merekayasa suatu kabar - dari pihak televisi swasta tersebut.
Memang kasus ini masih berjalan dan kita belum tahu siapa yang akhirnya melakukan penipuan. Namun melihat kondisi kasus yang sama seperti sebelumnya, kita akan melihat suatu kondisi dimana tidak ada fakta yang sebenarnya terjadi, sehingga ketika hal ini beralih ke pengadilan atau dewan kode etik, maka hasil sidang paling banter hanya memberikan hukuman ringan supaya rasa keingintahuan masyarakat terbayar. Bukan karena fakta yang valid, apalagi bukti-bukti kuat di balik kasus tersebut.
Rasanya dari sejak pertengahan tahun lalu, masalah tidak kunjung habis di negeri ini. Mulai dari terorisme, cicak-buaya, century, pajak, suap, markus dan yang terakhir adalah rekayasa markus. Uniknya kasus-kasus ini menenggelamkan kasus yang cukup signifikan seperti banjir bandung-karawang dan gempa bumi di aceh beberapa hari yang lalu.
Ayo kita bangkit!! Jika negara lain sudah memikirkan bagaimana supaya bisa hidup di luar angkasa, maka pejabat kita berpikir bahkan lebih mundur dari jaman kemerdekaan, yaitu gimana caranya supaya kaya dan hidup enak. Persis seperti jaman belanda dimana pamong praja hanya jadi cecunguk kumpeni dan memeras rakyatnya sendiri...sumber alam kita habis, sumber daya manusia tidak berkualitas. Saat ini saya rasa kita tidak lebih baik daripada jaman sebelum merdeka....
Apakah sudah tidak ada hati di negeri ini?
Bantah-bantahan kronologis dan fakta adalah hal yang sangat umum di negeri ini. Dalam seminggu terakhir saja sudah banyak terjadi bantahan fakta antara satu pihak dengan lainnya. Misalnya, dalam kasus suap pemilihan deputi senior Bank Indonesia, antara terdakwa dan saksi terdapat perbedaan keterangan yang signifikan. Atau yang mungkin cukup telak adalah bantahan kapolri mengenai tidak adanya budaya setoran kepada atasan di tubuh polri. Yang menarik lagi bantahan dari pengacara bekas pegawai pajak yang ditenggarai memiliki rekening tak wajar, dan berkata bahwa kliennya kerja keras selama 34 tahun di dirjen pajak.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, siapa yang benar? Wallahualam. Masing-masing berkata sesuai pengetahuannya, malah untuk beberapa kasus masing-masing berkata di bawah sumpah. Apakah sumpah yang diucapkan tidak dipedulikan? Kita sama-sama tak tahu. Yang pasti ketika suatu kejadian ada beberapa versi cerita, maka tentunya ada cerita yang tak benar, dan belum tentu ada cerita yang benar.
Kejujuran sepertinya sudah punah dari negeri ini, minimal seperti yang dipertunjukan di media cetak maupun media massa. Kode etik sudah menjadi barang usang. Popularitas, kekuasaan dan uang menjadi panglima pada setiap kejadian di negeri ini. Entah bagaimana bangsa ini bisa bertahan lagi lebih lama jika hal ini terus dibiarkan dan tidak ada tindakan pencegahan maupun penindakan tegas terhadap yang terbukti bersalah.
Kembali ke kasus awal mengenai televisi swasta. Mungkin karena seringnya siaran live di televisi, pagi, siang, sore, malam dan kadang tengah malam, membuat bahan berita yang dikabarkan kadang kurang berkualitas. Lihat saja, dari pagi bicara ini. Siang bicara ini lagi. Sore ini lagi yang dibahas. Malam dan tengah malam pun ini lagi yang dibicarakan. Sehingga untuk membuat variasi dan untuk terus ditonton oleh pemirsa dengan indikator rating, maka para kreatif di stasiun televisi tersebut harus memutar otak dengan keras. Tapi kreatifitas yang disertai deadline yang ketat membuat pelakunya kadang harus mengambil jalan pintas, dan kemungkinan ini yang terjadi kepada stasiun televisi swasta tersebut. Jalan pintas yang dipikir baik untuk semuanya, bagi rating, bagi pemirsa, bagi stasiun yang bersangkutan dan juga bagi pembentukan opini ke masyarakat yang terus lapar akan informasi yang seru dan dikemas secara populer.
Namun jalan pintas itu rupanya berimbas sangat besar. Alih-alih mendapatkan sesuai keinginan, malah ketiban kasus yang sangat besar. Bukan hanya kepada presenter yang bersangkutan, tetapi kepada stasiun televisi tersebut. Oleh karena itu tidak aneh bila bantahan keras datang - atas keterangan orang yang diduga dibayar untuk merekayasa suatu kabar - dari pihak televisi swasta tersebut.
Memang kasus ini masih berjalan dan kita belum tahu siapa yang akhirnya melakukan penipuan. Namun melihat kondisi kasus yang sama seperti sebelumnya, kita akan melihat suatu kondisi dimana tidak ada fakta yang sebenarnya terjadi, sehingga ketika hal ini beralih ke pengadilan atau dewan kode etik, maka hasil sidang paling banter hanya memberikan hukuman ringan supaya rasa keingintahuan masyarakat terbayar. Bukan karena fakta yang valid, apalagi bukti-bukti kuat di balik kasus tersebut.
Rasanya dari sejak pertengahan tahun lalu, masalah tidak kunjung habis di negeri ini. Mulai dari terorisme, cicak-buaya, century, pajak, suap, markus dan yang terakhir adalah rekayasa markus. Uniknya kasus-kasus ini menenggelamkan kasus yang cukup signifikan seperti banjir bandung-karawang dan gempa bumi di aceh beberapa hari yang lalu.
Ayo kita bangkit!! Jika negara lain sudah memikirkan bagaimana supaya bisa hidup di luar angkasa, maka pejabat kita berpikir bahkan lebih mundur dari jaman kemerdekaan, yaitu gimana caranya supaya kaya dan hidup enak. Persis seperti jaman belanda dimana pamong praja hanya jadi cecunguk kumpeni dan memeras rakyatnya sendiri...sumber alam kita habis, sumber daya manusia tidak berkualitas. Saat ini saya rasa kita tidak lebih baik daripada jaman sebelum merdeka....
Apakah sudah tidak ada hati di negeri ini?
Label:
Kuliah Lagi
Sabtu, Maret 27, 2010
Apa Kata Dunia?
Sebutan di atas dipopulerkan oleh film Nagabonar Jadi 2 yang beberapa tahun lalu tayang di bioskop nasional. Selanjutnya sebutan di atas dipopulerkan untuk advetorial kantor dirjen pajak yang mengajak masyarakat berpartisipasi dalam membayar pajak, mulai dari membuat NPWP hingga memberikan laporan pajak yang jujur dan apa adanya.
Apa Kata Dunia....suatu sebutan yang singkat namun begitu dalam maknanya. Seakan-akan jika kita tidak ikut berpartisipasi membayar pajak maka kita sudah ketinggalan jaman. Bahkan jika kita melaporkan pajak dengan tidak jujur maka itu pun sudah ketinggalan jaman. Memang slogan yang pas ditujukan untuk menarik masyarakat berpartisipasi.
Namun kejadian dalam beberapa hari belakangan dapat membuat masyarakat apatis atas advetorial tersebut. Pegawai pajak yang katanya masih golongan III-A atau setara dengan rekrutmen baru PNS lulusan S-1, memiliki rumah dan mobil mewah yang nilainya miliaran. Hal yang dengan logika akal sehat sulit untuk dicerna. Bahkan saya memiliki teman yang kerja di perusahaan asing selama 30 tahun lebih, dengan posisi yang cukup baik, hanya mendapatkan uang pensiun kurang dari 2 miliar rupiah.
Satu lagi contoh pegawai pajak yang juga tidak sesuai dengan logika akal sehat adalah pimpinan BPK yang tadinya seorang pimpinan pegawai pajak. Beliau memiliki kekayaan puluhan miliar (yang dilaporkan) dan 90% dari nilai tersebut adalah hasil hibah.....betul-betul lelucon dari para petinggi negeri ini....
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kalau ingin cepat kaya maka masuklah ke pegawai pajak. Jika anda mendapatkan tugas untuk mengurusi pajak badan, maka uang miliaran bisa diperoleh kurang dari satu tahun bekerja. Begitu yang saya dengar dari teman-teman sekolah saya ketika kami reunian bersama. Dan hal yang mirip juga saya dengar dari teman kantor saya yang bekerja di bagian pajak, yang tentunya punya teman orang pegawai pajak.
Lalu, kalau memang benar bahwa pegawai pajak banyak berbuat curang demi kekayaan pribadi dan kelompoknya, maka berarti perbuatan curang ini bukan menjadi perbuatan yang kuno dan tidak sesuai jaman sesuai slogan advetorial pajak beberapa tahun belakangan ini. Katanya reformasi telah dilakukan di bagian basah tersebut, tapi ternyata pegawai pajak yang melakukan pelanggaran masih saja terlihat, bahkan terlihat sangat jelas dari materi yang ia miliki.
Saya pernah mendengar talkshow mengenai NPWP saat advetorial pajak demikian membahana. Disitu dikatakan, dari sisi pajak tidak peduli tiap individu mendapatkan uang darimana, namun yang terpenting adalah mereka membayar pajak setiap pendapatan yang diterimanya. Jika memang demikian, apakah pegawai pajak yang pendapatannya miliaran setahun tidak melaporkan pajaknya secara benar? Atau mungkin mereka tahu trik lapor pajak supaya tidak diperiksa oleh petugas pajak lainnya....betul-betul konspirasi terorganisir....Kalo udah begini dan boroknya diketahui publik, lalu, Apa Kata Dunia???
Apa Kata Dunia....suatu sebutan yang singkat namun begitu dalam maknanya. Seakan-akan jika kita tidak ikut berpartisipasi membayar pajak maka kita sudah ketinggalan jaman. Bahkan jika kita melaporkan pajak dengan tidak jujur maka itu pun sudah ketinggalan jaman. Memang slogan yang pas ditujukan untuk menarik masyarakat berpartisipasi.
Namun kejadian dalam beberapa hari belakangan dapat membuat masyarakat apatis atas advetorial tersebut. Pegawai pajak yang katanya masih golongan III-A atau setara dengan rekrutmen baru PNS lulusan S-1, memiliki rumah dan mobil mewah yang nilainya miliaran. Hal yang dengan logika akal sehat sulit untuk dicerna. Bahkan saya memiliki teman yang kerja di perusahaan asing selama 30 tahun lebih, dengan posisi yang cukup baik, hanya mendapatkan uang pensiun kurang dari 2 miliar rupiah.
Satu lagi contoh pegawai pajak yang juga tidak sesuai dengan logika akal sehat adalah pimpinan BPK yang tadinya seorang pimpinan pegawai pajak. Beliau memiliki kekayaan puluhan miliar (yang dilaporkan) dan 90% dari nilai tersebut adalah hasil hibah.....betul-betul lelucon dari para petinggi negeri ini....
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kalau ingin cepat kaya maka masuklah ke pegawai pajak. Jika anda mendapatkan tugas untuk mengurusi pajak badan, maka uang miliaran bisa diperoleh kurang dari satu tahun bekerja. Begitu yang saya dengar dari teman-teman sekolah saya ketika kami reunian bersama. Dan hal yang mirip juga saya dengar dari teman kantor saya yang bekerja di bagian pajak, yang tentunya punya teman orang pegawai pajak.
Lalu, kalau memang benar bahwa pegawai pajak banyak berbuat curang demi kekayaan pribadi dan kelompoknya, maka berarti perbuatan curang ini bukan menjadi perbuatan yang kuno dan tidak sesuai jaman sesuai slogan advetorial pajak beberapa tahun belakangan ini. Katanya reformasi telah dilakukan di bagian basah tersebut, tapi ternyata pegawai pajak yang melakukan pelanggaran masih saja terlihat, bahkan terlihat sangat jelas dari materi yang ia miliki.
Saya pernah mendengar talkshow mengenai NPWP saat advetorial pajak demikian membahana. Disitu dikatakan, dari sisi pajak tidak peduli tiap individu mendapatkan uang darimana, namun yang terpenting adalah mereka membayar pajak setiap pendapatan yang diterimanya. Jika memang demikian, apakah pegawai pajak yang pendapatannya miliaran setahun tidak melaporkan pajaknya secara benar? Atau mungkin mereka tahu trik lapor pajak supaya tidak diperiksa oleh petugas pajak lainnya....betul-betul konspirasi terorganisir....Kalo udah begini dan boroknya diketahui publik, lalu, Apa Kata Dunia???
Label:
Kuliah Lagi
Sabtu, Maret 06, 2010
Anggota DPR dan Juri Vote Lock
Beberapa hari lalu sudah digelar sidang paripurna DPR dan menghasilkan putusan mengenai kasus Century dengan sistem voting karena tidak mampu menghasilkan putusan yang mufakat. Putusan ini memang terasa demokratis, karena memang voting dibenarkan untuk dilakukan. Namun yang jadi permasalahan adalah voting yang berlangsung sangat tradisional --kalau tidak mau dibilang kuno-- dengan masing-masing anggota berdiri --menggantikan tunjuk tangan-- dan dihitung secara manual oleh petugas sekretariat DPR.
Miris memang, gedung DPR yang dibuat dengan biaya sangat besar, bahkan beberapa bulan lalu kita dihebohkan oleh pembelian komputer all-in-one merek Dell untuk tiap anggota DPR yang satu buahnya beharga belasan juta rupiah. Tapi untuk membuat suatu keputusan penting, dilakukan dengan voting tradisional, seperti jaman saya masih sekolah di Sekolah Dasar dahulu ketika kita ditanya oleh Bu Guru mengenai setuju tidaknya kita mengenai ide yang dikemukakan di kelas.
Berbeda dengan acara di salah satu stasiun tivi yang sedang populer saat ini. Untuk menentukan pemenang acara digunakan 100 juri vote lock yang independent dan masing-masing berhak memilih ya atau tidak di pilihannya. Jika juri tersebut memilih ya, maka akan dihitung sebagai satu suara, dan jika memilih tidak, maka suaranya tidak dihitung sebagai suara yang memilih peserta yang dimaksud. Juri vote lock diberikan waktu 5-10 detik untuk memilih dan hasilnya dapat dilihat pada saat pengumuman pemenang.
Atau ada lagi acara yang juga sudah cukup lama di televisi, biasanya ditayangkan di tivi pada pagi hari. Acara ini menggunakan semacam alat untuk memilih jawaban, apakah A atau B, dan masing-masing peserta hanya diberikan waktu 5 detik sebelum jawaban pertanyaan dilock. Di situ secara real time bisa keliatan peserta mana yang menjawab benar dan salah. Hasilnya dapat langsung diketahui setelah semua soal telah ditanyakan dan dibahas oleh pembawa acara. Pemenang pertama hingga kelima langsung ketahuan dalam hitungan beberapa menit, itu juga karena dilama-lamain oleh si pembawa acara.
Dua contoh acara tivi di atas sebenarnya menggambarkan bahwa teknologi untuk voting telah ada dan telah banyak digunakan di beberapa tempat. Jika mau voting tertutup, maka digunakan contoh kasus pertama. Sebaliknya jika mau voting terbuka, digunakan contoh kasus kedua. Hal ini sangat menghemat waktu, tenaga dan juga uang. Sehingga aktifitas perhitungan, penulisan di papan tulis, teriakan-teriakan yang tak perlu bisa dieliminasi. Biarkan komputer yang melakukan hal itu semua, dan peserta hanya perlu melihat hasilnya di layar.
Jadi seharusnya di setiap meja anggota DPR disediakan semacam voting button yang dapat digunakan ketika voting harus dilakukan. Penggunaannya saya rasa sangat mudah, karena juri vote lock pun dapat menggunakannya, apalagi anggota dewan kita yang terhormat. Lihat saja di kedua contoh kasus di atas, jika dilakukan dengan sistem komputerisasi, maka hasil voting dapat langsung diketahui secara real time. Sebagai informasi aja, ketika dulu pernah dilakukan voting untuk memilih presiden dan wakil presiden, dibutuhkan 1 hari penuh untuk melakukan itu semua. Artinya ada pemborosan penggunaan listrik dari cuma perlu 30 menit - 1 jam untuk pembukaan sidang, pandangan fraksi dan pembacaan keputusan serta penutupan sidang menjadi seharian, bahkan sampai pagi hari.
Entah kenapa teknologi semacam ini tidak diaplikasikan ke dalam ruang sidang paripurna DPR, apakah karena jika menggunakan ini anggota tidak bisa terlihat ke-vokal-annya yang sebenarnya hanya membuat muak, karena tiap kali interupsi, yang diucapkan itu-itu saja. Seolah-olah hal itu digunakan untuk mengulur-ulur waktu saja.
Apakah efesiensi dan efektifitas tidak menjadi target bagi anggota dewan? apakah yang penting anggaran yang ada boleh dihabiskan tanpa harus dihemat?
Entahlah, sampai kapan ada yang sadar bahwa voting tradisional semacam itu hanya memboroskan sumber daya negara dan menurut saya itu adalah bagian dari korupsi pengabdian mereka kepada rakyat.
Mudah-mudahan ada perbaikan di masa mendatang...amin
Miris memang, gedung DPR yang dibuat dengan biaya sangat besar, bahkan beberapa bulan lalu kita dihebohkan oleh pembelian komputer all-in-one merek Dell untuk tiap anggota DPR yang satu buahnya beharga belasan juta rupiah. Tapi untuk membuat suatu keputusan penting, dilakukan dengan voting tradisional, seperti jaman saya masih sekolah di Sekolah Dasar dahulu ketika kita ditanya oleh Bu Guru mengenai setuju tidaknya kita mengenai ide yang dikemukakan di kelas.
Berbeda dengan acara di salah satu stasiun tivi yang sedang populer saat ini. Untuk menentukan pemenang acara digunakan 100 juri vote lock yang independent dan masing-masing berhak memilih ya atau tidak di pilihannya. Jika juri tersebut memilih ya, maka akan dihitung sebagai satu suara, dan jika memilih tidak, maka suaranya tidak dihitung sebagai suara yang memilih peserta yang dimaksud. Juri vote lock diberikan waktu 5-10 detik untuk memilih dan hasilnya dapat dilihat pada saat pengumuman pemenang.
Atau ada lagi acara yang juga sudah cukup lama di televisi, biasanya ditayangkan di tivi pada pagi hari. Acara ini menggunakan semacam alat untuk memilih jawaban, apakah A atau B, dan masing-masing peserta hanya diberikan waktu 5 detik sebelum jawaban pertanyaan dilock. Di situ secara real time bisa keliatan peserta mana yang menjawab benar dan salah. Hasilnya dapat langsung diketahui setelah semua soal telah ditanyakan dan dibahas oleh pembawa acara. Pemenang pertama hingga kelima langsung ketahuan dalam hitungan beberapa menit, itu juga karena dilama-lamain oleh si pembawa acara.
Dua contoh acara tivi di atas sebenarnya menggambarkan bahwa teknologi untuk voting telah ada dan telah banyak digunakan di beberapa tempat. Jika mau voting tertutup, maka digunakan contoh kasus pertama. Sebaliknya jika mau voting terbuka, digunakan contoh kasus kedua. Hal ini sangat menghemat waktu, tenaga dan juga uang. Sehingga aktifitas perhitungan, penulisan di papan tulis, teriakan-teriakan yang tak perlu bisa dieliminasi. Biarkan komputer yang melakukan hal itu semua, dan peserta hanya perlu melihat hasilnya di layar.
Jadi seharusnya di setiap meja anggota DPR disediakan semacam voting button yang dapat digunakan ketika voting harus dilakukan. Penggunaannya saya rasa sangat mudah, karena juri vote lock pun dapat menggunakannya, apalagi anggota dewan kita yang terhormat. Lihat saja di kedua contoh kasus di atas, jika dilakukan dengan sistem komputerisasi, maka hasil voting dapat langsung diketahui secara real time. Sebagai informasi aja, ketika dulu pernah dilakukan voting untuk memilih presiden dan wakil presiden, dibutuhkan 1 hari penuh untuk melakukan itu semua. Artinya ada pemborosan penggunaan listrik dari cuma perlu 30 menit - 1 jam untuk pembukaan sidang, pandangan fraksi dan pembacaan keputusan serta penutupan sidang menjadi seharian, bahkan sampai pagi hari.
Entah kenapa teknologi semacam ini tidak diaplikasikan ke dalam ruang sidang paripurna DPR, apakah karena jika menggunakan ini anggota tidak bisa terlihat ke-vokal-annya yang sebenarnya hanya membuat muak, karena tiap kali interupsi, yang diucapkan itu-itu saja. Seolah-olah hal itu digunakan untuk mengulur-ulur waktu saja.
Apakah efesiensi dan efektifitas tidak menjadi target bagi anggota dewan? apakah yang penting anggaran yang ada boleh dihabiskan tanpa harus dihemat?
Entahlah, sampai kapan ada yang sadar bahwa voting tradisional semacam itu hanya memboroskan sumber daya negara dan menurut saya itu adalah bagian dari korupsi pengabdian mereka kepada rakyat.
Mudah-mudahan ada perbaikan di masa mendatang...amin
Label:
Kuliah Lagi
Rabu, April 30, 2008
Liburan Kuliah, tiga buku dilahap dalam seminggu
Sedang liburan kuliah, artinya setiap hari pulang normal. Sebelum magrib juga udah sampe rumah. Sehingga banyak waktu di rumah, dan kalo dipake buat nonton tv doank sayang banget. Maka itu gue mulai lagi membaca buku. Kebetulan beberapa bulan yang lalu ada beberapa buku yang belum dibaca. Eh dah seminggu lebih ini, sudah tiga buku kelar dibaca. Buku-buku tersebut adalah:
1. Riwayat Kartun Peradaban Jilid 3
Walaupun buku kartun, tapi isinya cukup berat. lagipula halamannya juga banyak, ada 300-an. trus setiap lembar baru selesai dibaca sekitar 2 - 3 menit itu juga kalo lu pass aja, kalo mau ngerti banget bisa sampe 5 menit tuh. Bagus juga untuk menambah pengetahuan, dan kadang si penulis menulis pendapatnya dari sebuah peristiwa sejarah (entah anggapan dia, atau memang ada referensinya). Untuk melahap buku ini, gue perlu 1 hari penuh.
2. Riwayat Kartun Peradaban Modern Jilid 1
Seperti buku pertama, ini juga isinya sama. cuma kurun waktu ceritanya aja yang berbeda. Sama juga, gue perlu 1 hari penuh untuk membaca keseluruhan buku ini.
3. Sam Kok Jilid 3
Nah ini nih buku yang tiap trimester gue baca. Kali ini semakin seru aja ceritanya. Tokoh-tokoh di dalam cerita ini di akhir buku udah banyak yang meninggal, ada yang tragis ada juga yang natural. Di buku 4 nanti, sepertinya 90% tokoh adalah tokoh baru yang merupakan keturunan dari tokoh-tokoh sebelumnya.
Selanjutnya gue juga akan mau membaca novel best seller yaitu Harry Potter dari jilid 1 sampe 7. Pengen aja membaca cerita tersebut, kira-kira sampai mulai kuliah dah kelar blom ya? Semoga saja selesai. Gue sebenarnya gak terlalu suka novel, tapi bolehlah membaca yang best seller sekali-sekali, toh gue udah nonton semua filem Harry Potter sampe seri terakhir yang udah muncul.
Mudah-mudahan gue suka dengan cerita Harry Potter. Laporannya nanti menyusul ya....
1. Riwayat Kartun Peradaban Jilid 3
Walaupun buku kartun, tapi isinya cukup berat. lagipula halamannya juga banyak, ada 300-an. trus setiap lembar baru selesai dibaca sekitar 2 - 3 menit itu juga kalo lu pass aja, kalo mau ngerti banget bisa sampe 5 menit tuh. Bagus juga untuk menambah pengetahuan, dan kadang si penulis menulis pendapatnya dari sebuah peristiwa sejarah (entah anggapan dia, atau memang ada referensinya). Untuk melahap buku ini, gue perlu 1 hari penuh.
2. Riwayat Kartun Peradaban Modern Jilid 1
Seperti buku pertama, ini juga isinya sama. cuma kurun waktu ceritanya aja yang berbeda. Sama juga, gue perlu 1 hari penuh untuk membaca keseluruhan buku ini.
3. Sam Kok Jilid 3
Nah ini nih buku yang tiap trimester gue baca. Kali ini semakin seru aja ceritanya. Tokoh-tokoh di dalam cerita ini di akhir buku udah banyak yang meninggal, ada yang tragis ada juga yang natural. Di buku 4 nanti, sepertinya 90% tokoh adalah tokoh baru yang merupakan keturunan dari tokoh-tokoh sebelumnya.
Selanjutnya gue juga akan mau membaca novel best seller yaitu Harry Potter dari jilid 1 sampe 7. Pengen aja membaca cerita tersebut, kira-kira sampai mulai kuliah dah kelar blom ya? Semoga saja selesai. Gue sebenarnya gak terlalu suka novel, tapi bolehlah membaca yang best seller sekali-sekali, toh gue udah nonton semua filem Harry Potter sampe seri terakhir yang udah muncul.
Mudah-mudahan gue suka dengan cerita Harry Potter. Laporannya nanti menyusul ya....
Label:
Kuliah Lagi
Rabu, April 16, 2008
Almost The End of Trimester
Tanggal 21 April nanti adalah hari terakhir kuliah untuk trimester ini. Berarti dimulailah libur sekitar 3 mingguan untuk menunggu dimulainya trimester baru. Banyak hal yang pas masa kuliah gak bisa dilakukan, salah satunya adalah membaca buku. Dengan sudah ada beberapa buku menunggu di rumah yang belum dibaca, waktu 3 minggu akan serasa sangat sebentar.
Liburan kuliah saat ini juga akan dipergunakan untuk mengurus persyaratan kredit apartemen. masih banyak yang belum dipenuhi, salah satunya adalah membuat NPWP. Surat keterangan dari kantor udah dipegang, KTP blom ada, tapi ada surat penduduk sementara. Kartu Keluarga juga blom ada, tapi ada surat keterangan kelurahan. Mudah-mudahan bisa dipergunakan untuk keperluan membuat NPWP. Setelah itu, semua berarti udah kelar, tinggal ajukan persyaratan, dan akad kredit deh......sip!!
Mau juga liburan kali ini digunakan untuk berkunjung ke Betrix Indonesia yang ada di Bandung. Disana maunya sih melihat kantor dan perakitannya, sekalian liat produk-produknya yang ada beberapa blom pernah dilihat. Kesempatan itu juga digunakan untuk latihan merakit sepeda untuk kepentingan sendiri nantinya, yaitu sebagai outlet betrix. Mudah-mudahan dengan bisa merakit, bisa tau juga untuk troubleshooting, karena kan ketauan jeroannya bagaimana.
Trus juga liburan ini juga dipakai untuk merestrukturisasi keadaan keuangan. kalo selama ini uang hanya ditaro di tempat yang kurang menguntungkan, kali ini akan dicoba ditaro di tempat yang lebih menguntungkan dengan resiko yang sama (no risk sih selama ini). Mungkin juga dievaluasi mengenai keberadaan uang yang ada di asuransi tabungan manulife dan tabungan rencana mandiri, karena return yang diberikan keduanya tidak terlalu besar untuk ukuran sekarang. Berarti akan lebih banyak bermain ke bank atau lembaga keuangan lain untuk mencari investasi yang paling menguntungkan.
Untuk yang dua pertama, berarti harus cuti nih, kan gak mungkin ijin kalo seharian penuh. yang ketiga mah gak perlu cuti, tinggal jalan ke bank pas jam istirahat. beres deh.
Mau apalagi ya? hm, nanti deh diliat lagi, 3 aja udah lumayan berat, kan lagipula liburnya 3 minggu, jadi anggap aja satu kegiatan lamanya satu minggu, padahal cutinya aja paling cuma 2 hari.
Hayo sekarang belajar, lagi final test nih!!!
Liburan kuliah saat ini juga akan dipergunakan untuk mengurus persyaratan kredit apartemen. masih banyak yang belum dipenuhi, salah satunya adalah membuat NPWP. Surat keterangan dari kantor udah dipegang, KTP blom ada, tapi ada surat penduduk sementara. Kartu Keluarga juga blom ada, tapi ada surat keterangan kelurahan. Mudah-mudahan bisa dipergunakan untuk keperluan membuat NPWP. Setelah itu, semua berarti udah kelar, tinggal ajukan persyaratan, dan akad kredit deh......sip!!
Mau juga liburan kali ini digunakan untuk berkunjung ke Betrix Indonesia yang ada di Bandung. Disana maunya sih melihat kantor dan perakitannya, sekalian liat produk-produknya yang ada beberapa blom pernah dilihat. Kesempatan itu juga digunakan untuk latihan merakit sepeda untuk kepentingan sendiri nantinya, yaitu sebagai outlet betrix. Mudah-mudahan dengan bisa merakit, bisa tau juga untuk troubleshooting, karena kan ketauan jeroannya bagaimana.
Trus juga liburan ini juga dipakai untuk merestrukturisasi keadaan keuangan. kalo selama ini uang hanya ditaro di tempat yang kurang menguntungkan, kali ini akan dicoba ditaro di tempat yang lebih menguntungkan dengan resiko yang sama (no risk sih selama ini). Mungkin juga dievaluasi mengenai keberadaan uang yang ada di asuransi tabungan manulife dan tabungan rencana mandiri, karena return yang diberikan keduanya tidak terlalu besar untuk ukuran sekarang. Berarti akan lebih banyak bermain ke bank atau lembaga keuangan lain untuk mencari investasi yang paling menguntungkan.
Untuk yang dua pertama, berarti harus cuti nih, kan gak mungkin ijin kalo seharian penuh. yang ketiga mah gak perlu cuti, tinggal jalan ke bank pas jam istirahat. beres deh.
Mau apalagi ya? hm, nanti deh diliat lagi, 3 aja udah lumayan berat, kan lagipula liburnya 3 minggu, jadi anggap aja satu kegiatan lamanya satu minggu, padahal cutinya aja paling cuma 2 hari.
Hayo sekarang belajar, lagi final test nih!!!
Label:
Kuliah Lagi
Rabu, Februari 20, 2008
Mainan Baru: Motret-motret
Udah 2 minggu ini gue dapat maenan baru, yaitu motret-motret. Modalnya adalah Kamera Merk Brica yang punya kemampuan maksimal sampai dengan 5 MegaPixel. Lumayanlah, walaupun gak ada optical zoom tapi ini lebih dari cukup bagi gue.
Kamera itu gue dapat dari istri. Awalnya sempat bilang ke istri kalo gue pengen banget punya kamera. Gak perlu yang canggih-canggih, asal bisa buat motret aja dah cukup kok. Eh kebetulan istri punya kamera Brica itu yang dibelinya 2 tahun lalu tapi jarang sekali dipake. Jadi deh gue coba kameranya. Dengan modal batere AAA yang kebetulan gue punya mulailah gue jepret-menjepret. Tapi rupanya kamera ini rakus makan batere. Dan kalo harus beli batere AAA terus paling gak setiap sekali dua hari, tekor juga. Kan harga batere AAA untuk merek Energizer sekitar 11 ribu rupiah sepasang.
Begitu tahu harganya segitu, langsung mencoba mencari batere charger. Harga batere AAA yang bisa dicharge merk Energizer adalah sekitar 60 ribu sepasang atau 6 kali lebih mahal dari AAA non-charge. Dan chargernya sendiri berharga 120 ribu untuk yang charge biasa. Artinya menghabiskan 180 ribu di awal atau membeli 11 ribu tapi terus-terusan.
Istri pun nanya, ini maenan mau bertahan brapa lama. Aku jawab, paling gak satu tahun deh. Jadi kalo dihitung bahwa harga investasi charger plus batere charge adalah 180 ribu atau 18 kali dari harga batere biasa, maka dipilihlah batere charger untuk mendukung maenan ini.
Maenan ini dipake di kantor, di kampus dan juga ketika jalan-jalan. Sampe dibilang ama anak-anak di kampus sebagai paparazi. Hasilnya aku upload ke milis kampus sehingga semua orang bisa lihat secara langsung.
Semoga maenan ini bertahan lama, minimal untuk 18 minggu pertama (mengingat investasinya yang 18 kali harga batere biasa).
Di atas ada dua contoh foto yang aku ambil. Ini ketika di kampus. Terlihat bahwa kedua model sebenarnya kaget difoto....hehehe
Label:
Kuliah Lagi
Rabu, Januari 02, 2008
Sejak Libur Kuliah, 10 Buku telah dilahap!!
Sejak 14 Desember lalu, kuliah efektif libur, karena sudah menyelesaikan semua ujian yang ada.
Uniknya, sejak itu, gue membeli buku komik Budha lengkap, 8 Jilid, dan habis dibaca dalam 2 hari.
Kemudian lanjut membaca Sam Kok edisi yang kedua, dari bab 30-an sampe bab 60-an. Untuk Sam Kok membutuhkan 5 hari sampai kelar, karena banyak diselingi berbagai kegiatan.
Lalu dilanjutkan dengan membaca buku Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Nah ini cuma butuh waktu 3 hari untuk kelar membacanya.
Jadi total sudah ada 10 buku yang dilahap selama liburan ini. Memang sebenarnya masih punya waktu lagi untuk membaca, namun kalau membaca terus, kapan sosialisasi dengan yang lain? wong itu aja istri udah komplain mulu, hehehehe.
Eh iya, selain membaca, gue juga mengisi liburan ini dengan menonton DVD. Seperti biasa, kalo bukan filem dalam negri, mending beli bajakannya. Gue beli DVD Serial Avatar yang book 3, dari chapter 5 sampe chapter 11, kemudian dilanjutkan dengan menonton chapter 12-nya di www.youtube.com.
Selain itu juga membeli DVD bajakan untuk film Simpson The Movie. Lagi keranjingan kartun nih, jadi deh kedua macam filem tersebut dibeli.
Sebenarnya sih aku mau beli serial avatar yang aslinya, kalo dilihat di www.amazon.com sih harga DVD complete 1 book cuma 20 dollar-an, jadi masih gak terlalu mahal lah. Tapi disini ada gak ya yang jual? Palingan serial-serial lain yang non-kartun yang dijual. Terpaksalah beli bajakannya.
Sekarang gimana review kesepuluh buku dan juga beberapa DVDnya? Hm itu lain kali aja ya, sekarang mau gawe dulu. Selamat Tahun Baru 2008!!
Uniknya, sejak itu, gue membeli buku komik Budha lengkap, 8 Jilid, dan habis dibaca dalam 2 hari.
Kemudian lanjut membaca Sam Kok edisi yang kedua, dari bab 30-an sampe bab 60-an. Untuk Sam Kok membutuhkan 5 hari sampai kelar, karena banyak diselingi berbagai kegiatan.
Lalu dilanjutkan dengan membaca buku Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Nah ini cuma butuh waktu 3 hari untuk kelar membacanya.
Jadi total sudah ada 10 buku yang dilahap selama liburan ini. Memang sebenarnya masih punya waktu lagi untuk membaca, namun kalau membaca terus, kapan sosialisasi dengan yang lain? wong itu aja istri udah komplain mulu, hehehehe.
Eh iya, selain membaca, gue juga mengisi liburan ini dengan menonton DVD. Seperti biasa, kalo bukan filem dalam negri, mending beli bajakannya. Gue beli DVD Serial Avatar yang book 3, dari chapter 5 sampe chapter 11, kemudian dilanjutkan dengan menonton chapter 12-nya di www.youtube.com.
Selain itu juga membeli DVD bajakan untuk film Simpson The Movie. Lagi keranjingan kartun nih, jadi deh kedua macam filem tersebut dibeli.
Sebenarnya sih aku mau beli serial avatar yang aslinya, kalo dilihat di www.amazon.com sih harga DVD complete 1 book cuma 20 dollar-an, jadi masih gak terlalu mahal lah. Tapi disini ada gak ya yang jual? Palingan serial-serial lain yang non-kartun yang dijual. Terpaksalah beli bajakannya.
Sekarang gimana review kesepuluh buku dan juga beberapa DVDnya? Hm itu lain kali aja ya, sekarang mau gawe dulu. Selamat Tahun Baru 2008!!
Label:
Kuliah Lagi
Langganan:
Postingan (Atom)