Minggu, Juni 05, 2011

Abu, The Introduction

Abu?

Siapa tuh? Apaan tuh? Produk apalagi nih?

Abu adalah seekor kucing kampung biasa. Ada keyakinan jika ia merupakan anak dari kucing blasteran (si Bapak, Pak Po) dengan kucing kampung biasa (si Ibu). Jadi Abu hanyalah seekor kucing.

Namun yang membuatnya spesial adalah, banyak orang yang menyukai Abu. Di Jalan perumahan saya saja ada 3 rumah termasuk rumah saya yang sering memberinya makan. Jadi bisa dikatakan bahwa dia adalah kucing yang loveable.

Perjalanan Abu hingga menjadi kucing tercinta kami cukup unik. Mulanya si Ibu (kucing betina yang warnanya hitam total) melahirkan Abu dan saudara-saudaranya di sekitar garasi rumah. Mereka hidup di kolong mobil dan kadang berada di sekitar chasis, ban dan mesin mobil. Menurut istri saya, saudara-saudara Abu yang berjumlah 3 ekor (sama Abu jadi 4 ekor) lucu-lucu tampangnya, dan mau dipegang orang saat umurnya baru satu bulan. Semua saudaranya mau dipegang orang saat itu, kecuali Abu....hehehe.
Suatu hari, mobil yang biasa dijadikan shelter bagi kucing-kucing tersebut akan melakukan perjalanan jauh ke Bogor. Kami sekeluarga sudah cek apakah kucing-kucing tersebut sudah aman, dan sepertinya tidak kucing terlihat walaupun kami sudah membuat suara-suara mengusir...hush...hush.... Hanya Abu yang tampak tunggang langgang karena dia emang masih takut sama orang.

Akhirnya berjalanlah mobil tersebut ke Bogor. Pulang dari Bogor kami sadar, loh kok kucing kecil di rumah tinggal satu, si Abu yang takut sama orang, yang lainnya tidak kelihatan batang hidungnya. Mana ini kucing adalah kucing paling tidak lucu dibandingkan saudara-saudaranya. Yang lebih menyebalkan, ini kucing ketika didekati selalu bereaksi membuka mulutnya...hah..hah...hah. Uniknya biarpun didekati bereaksi seperti itu, kucing ini berisik sekali ketika minta makan. Teriakannya (Meong, berulang-ulang sekuat tenaga) tidak habis-habis sampai ia merasa kenyang.

Istri dan mertua saya yang biasa memberi makan kucing karena punya pengalaman memelihara kucing sejak lama dibuat kesal dengan ulah kucing kecil yang tidak tahu adat yang akhirnya diberi nama Abu. Nama tersebut diberikan oleh tetangga rumah (yang saya sebutkan sebelumnya ada dua rumah lagi yang suka memberinya makan) karena warna bulunya ada sedikit Abu-abu. Jadi Abu bukan diambil dari bahasa Arab yang berarti Ayah, tapi hanya karena warna bulunya mengandung warna Abu-abu.

Jadilah Abu berkembang menjadi kucing yang sering datang ke rumah kami. Dia hanya berada di garasi rumah, teriak-teriak setiap jam makan kami (entah tau darimana dia, tapi kalo datang pas selalu saat jam makan). Dan tingkah lakunya tetap sama, ketika didekati, maka dia akan lari dengan sebelumnya berteriak hah...hah...hah, hehehe

Istri saya selalu kesal dengan kucing yang satu ini karena tingkahnya seperti itu. Namun lama-lama Abu mulai bisa dipegang. Dari dielus-elus, hingga dapat digendong sempurna. Kalo tidak salah untuk berbuat seperti itu perlu waktu 1,5 tahun bagi kami untuk dapat menggendong Abu. Rupanya penantian itu sangat worthed.

Saat ini Abu menjadi kucing yang sangat manja di rumah kami, apalagi sejak kematian kucing peliharaan sebelumnya (Pak Po) yang sudah lebih dari 10 tahun menghuni rumah ini. Abu setiap pagi sebelum saya pergi ke kantor selalu datang untuk mengantar kepergian saya, lalu dia minta makan ke istri saya.

Lalu, ketika saya atau istri pulang, dia tahu dan langsung datang ke rumah, juga untuk meminta makan. Kadang ketika saya pulang dan Abu sudah berada di rumah, ketika saya bilang "Assalamualaikum", maka seakan-akan Abu membalas "Walaikumsalam" dengan Meongnya yang lembut. Setelah makan malam, dia akan mencari saya atau istri saya dan meminta pangku salah satu dari kami. Kadang dia berbagi pangku, sebentar ke saya, lalu ke istri dan sebaliknya.

Karena sikapnya yang manja itu maka saya memberinya nama belakang. Saat ini official name untuk Abu adalah Abu Strikmat. Hingga saat ini, dia sudah berada di rumah ini sekitar 3 tahun.

Abu kadang juga digunakan sebagai pelepas stres orang rumah. Contohnya adalah mertua saya. Ketika dia kesal dengan cucunya yang bandel-bandel, dia melampiaskan kemarahannya ke Abu yang tetap saja masih berisik minta makan. Tentunya Abu dikasihnya makan walaupun dikomentari......sebagai bukti bahwa Abu memberikan manfaat kepada rumah ini.

Untuk menjaga Abu tidak pup di dalam rumah, setiap malam Abu selalu kami suruh keluar. Untuk mengeluarkan Abu sangat mudah, karena tinggal bilang aja, "Abu, keluar!" lalu kita buka pintu depan atau pintu belakang, yang mana yang paling dekat. Lalu dia akan keluar dengan sendirinya. Tapi jika ia ingin masuk rumah dan tidak diperbolehkan, maka ia akan berusaha mencari celah darimana pun untuk memasuki rumah....dan pastinya teriakannya akan semakin menjadi-jadi.

Demikian sedikit perkenalan mengenai Abu Strikmat, kucing kami tercinta selama 3 tahun terakhir ini. Nantikan seri Abu Strikmat berikutnya di tulisan-tulisan mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar