Anda tinggal di Jakarta? Jika iya, maka saya yakin anda pernah menggunakan jalur busway. Tidak peduli apakah anda pernah naik busway atau tidak.
Jalur busway hampir selalu berada di jalur paling kanan. Jalur busway pun biasanya memiliki pembatas, baik hanya berupa jalur yang dicat di jalan maupun pembatas tegas berupa separator jalan. Jalur busway ini diperuntukan untuk moda transportasi berupa bus yang dikenal orang Jakarta sebagai busway. Dengan kata lain, jalur busway adalah jalur ekslusif yang diperuntukan bagi kendaraan busway.
Kenyataannya, jalur busway dipakai pula oleh umum. Mulai dari pejalan kaki, sepeda, sepeda motor, bajaj, bemo, mobil pribadi, mobil angkutan umum dan truck. Bahkan mobil rombongan wakil presiden pun pernah menggunakan jalur ini.
Jika memang semua orang bisa memakainya, lalu buat apa diberi pembatas?
Ini tentu jadi pertanyaan yang bagus. Kenapa ya ada pembatas kalau semua orang bisa menggunakannya? Jawaban yang paling mendekati benar kemungkinan adalah, jalur busway ini tadinya digunakan untuk mengatasi kemacetan di jalan-jalan Jakarta dengan memindahkan moda transportasi masyarakat Jakarta dari penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum yang manusiawi dan cepat. Oleh karena itu dibuat jalur eksklusif yang difasilitasi oleh pemerintah daerah DKI Jakarta untuk melancarkan programnya. Keinginan dari pemerintah daerah adalah dengan memiliki jalur khusus maka berkendara dengan busway menjadi lebih efisien karena tidak terjebak di kemacetan Jakarta yang terjadi setiap hari. Dengan mengeksklusifkan diri sebagai jalur busway, maka kendaraan lain dilarang melewati jalur ini apapun alasannya.
Kenyataannya, tidak ada sanksi hukum kepada para pelanggar jalur busway. Rasanya dari delapan koridor busway tidak ada satu koridor pun yang steril dari pengguna lain. Koridor satu mungkin paling baik dalam hal sterilisasi, tapi di seperempat perjalanan terakhir jalur eksklusif tersebut banyak dilanggar.
Apa sih yang membuat pengguna jalan sangat menginginkan jalur busway? Yang pertama berada di pikiran orang adalah lebih cepat sampai. Inilah yang selalu menjadi pikiran pengguna jalan di Jakarta. Serobot, ugal-ugalan, melanggar lampu merah memiliki alasan yang ujung-ujungnya sama, yaitu ingin cepat sampai. Jalur busway pun dianggap sebagai jalur yang memuluskan tujuan tersebut.
Jika memang pengguna jalan menganggap jalur busway sebagai jalur untuk bisa sampai lebih cepat, lalu kenapa tidak semua orang berpindah ke busway?
Inilah lucunya. Jalur busway jika steril, akan membuat transportasi busway menjadi sangat menggiurkan dan orang akan berpikir panjang untuk menggunakan kendaraan pribadi. Tapi kenyataannya, mobil pribadi semakin banyak, bahkan beberapa teman yang saya kenal tidak pernah sekalipun naik busway, walaupun sering menggunakan jalurnya.
Lalu apa akibatnya kalau jalur busway benar-benar steril dari kendaraan lain? Yang pasti pengguna busway lebih cepat sampai ke tujuan, dan jalur yang dilewati busway menjadi sangat macet di jam sibuk. Jika satu jalan yang tadinya dua jalur dan satu jalurnya digunakan untuk busway, maka hanya satu jalur yang menjadi jalur bersama. Jalur bersama itu artinya harus berbagi dengan kendaraan umum yang seenaknya berhenti, kendaraan yang parkir di badan jalan, bahkan sepeda motor yang menepi sembarangan. Hal-hal tersebut sangat menghambat perjalanan seseorang. Di lain pihak, operasional busway pun belum memadai. Dengan jarak ideal antar bus 3-5 menit, kenyataannya bisa lebih dari 10 menit, bahkan seringkali di atas 30 menit. Bisa dibayangkan, jalur ekslusif yang kosong selama 30 menit, padahal jalurnya macet luar biasa.......hanya orang yang betul-betul waras yang tidak akan pindah jalur dengan keadaan seperti itu.
Jadi, akan lebih baik bila operasional busway ditingkatkan terlebih dahulu. Jarak antar bus dibuat sekecil mungkin sehingga orang yang menggunakan kendaraan pribadi akan lebih banyak yang pindah ke busway. Operasional meningkat, maka sanksi atas pelanggar jalur busway bisa mulai dilakukan. Jika sanksi diberlakukan terlebih dahulu tanpa memperbaiki operasional, maka orang akan seperti makan buah simalakama. Menggunakan kendaraan pribadi, macet hebat. Menggunakan busway desak-desakan tidak manusiawi.
Memang jalur busway ini menggiurkan karena orang berebut menggunakannya. Akan sangat ideal jika anda menggunakan jalur busway ketika anda berada di dalam busway dan tidak di dalam kendaraan lain.
Jalur busway, kau bagaikan wanita seksi di jalanan. Begitu banyak lelaki hidung belang yang hanya ingin mengagahimu sedangkan kau tak berdaya tanpa perlindungan. Kau akan makin membuat lelaki hidung belang penasaran bila kau ada yang melindungi dan hanya yang memenuhi syarat yang bisa memilikimu. Syarat yang sangat mudah namun sulit untuk dilaksanakan. Yaitu berada di dalam busway. Titik!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar