Senin, Desember 27, 2010

Mengurus Tumpang Tindih Makam

Sehabis menonton kekalahan tim sepakbola Indonesia di final piala AFF hari minggu lalu, saya dikejutkan oleh meninggalnya nenek tercinta dari kakak ipar saya. Langsung saja malam itu saya dan istri menuju rumah duka. Rupanya nenek saya meninggal ketika sedang berlangsung pertandingan sepak bola yang saya saksikan tersebut.

Ketika sampai rumah duka, saya langsung ditugaskan oleh ibu saya untuk mengurus makam nenek saya untuk esok harinya. Kebetulan makam nenek saya akan tumpang tindih dengan makam kakek saya yang meninggal lebih dari 20 tahun yang lalu. Menurut para pengurus RW yang saya butuhkan hanyalah sertifikat makam kakek saya untuk kepentingan tumpang tindih makam tersebut. Setelah meminta sertifikat tersebut kepada tante saya, saya langsung beristirahat karena esok harus datang ke makam pagi-pagi sekali.



Esok paginya sudah ada pengurus RW yang datang ke rumah duka dan menanyakan keberadaan saya, dari pihak keluarga, yang akan ikut mengurus tempat pemakaman.Saya membawa sertifikat yang disiapkan sejak malam ke TPU Pondok Kelapa dengan diantar oleh salah seorang pengurus RW tersebut. Ketika sampai di TPU tersebut, belum terlihat ada orang yang ada di kantor administrasi tersebut. Setelah bertanya sana-sini, akhirnya kami ditemukan dengan tukang gali makam dan timnya. Kami meminta agar makam kakek saya yang kami miliki sertifikatnya dibongkar untuk diisi oleh nenek saya. Biaya bongkar yang disepakati adalah Rp 500 ribu rupiah.

Kemudian saya juga meminta mereka menyediakan tenda untuk melindungi para pelayat dari panas terik atau hujan ketika prosesi pemakaman berlangsung. Sewa tenda yang diminta adalah Rp 300 ribu. Selain itu dari pihak kantor administrasi juga meminta uang lagi sebesar Rp 100 ribu untuk kepentingan adminstrasi.

Tidak ada satupun tarif resmi yang tertera di kantor administrasi, semua memang tergantung negosiasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya pemakaman bisa sampai jutaan rupiah, sehingga malam sebelumnya saya sudah mempersiapkan uang lebih dari satu juta untuk pengurusan pemakaman ini.

Sekitar pukul 11 siang jenazah akhirnya tiba di TPU Pondok Kelapa dan para petugas makam sudah mempersiapkan liang lahat beserta tendanya. Menurut berita yang saya terima dari Om dan Tante saya, sisa jenazah kakek saya yang tersisa adalah tengkorak, tulang bagian tangan dan tulang bagian kaki. Sisa jenazah tersebut sudah dipendam lebih dalam lagi oleh mereka supaya tidak mengganggu ketika memasukkan jenazah nenek saya tersebut.

Alhamdulillah prosesi pemakaman berjalan lancar. Biaya pengurusan pemakaman totalnya adalah Rp 950 ribu dengan Rp 50 ribu tambahan untuk biaya terima kasih kepada para petugas makam. Selanjutnya kami disuruh mempersiapkan surat-surat lanjutan berupa sertifikat kematian dan surat pengantar dari kelurahan dan dinas kesehatan setempat. Sebelum semua itu dipenuhi, maka sertifikat makam baru belum bisa diberikan kepada kita.

Nenek, selamat jalan, semoga engkau mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar