Setelah empat bulan menggunakan Nexian Journey NX-A890, hari ini saya akan sharing mengenai pengalaman saya menggunakan produk smartphone dari Nexian yang menggunakan Android.
Hal pertama yang akan saya bahas adalah ketahanan baterai. Baterai untuk Nexian Journey bagi saya cukup mengecewakan, karena saya terbiasa menggunakan handphone jadul, bahkan handphone yang sekarang saya gunakan bersamaan dengan Journey adalah N9500. Jadi dibandingkan handphone jadul yang saya pakai, Nexian Journey relatif lebih rakus baterai. Ketahanannya cuma satu hari penuh full standby dengan mode internet dinyalakan. Jika sering digunakan maka berkurang hanya setengah hari. Jika sangat aktif digunakan, terutama untuk main Angry Bird, mungkin hanya tiga sampai empat jam ketahanan baterainya. Rasanya jika dibandingkan dengan smartphone lain ketahanan baterai selama itu adalah wajar. Soalnya teman saya yang menggunakan Blackberry rata-rata tiap hari minimal sekali charging.
Pembahasan berikutnya adalah mengenai memory dan pemanfaatannya. Memory internal Nexian Journey hanya sekitar 200MB. Itu pun yang dapat dimanfaatkan kurang dari 100MB karena sudah terpakai untuk Operating System Androidnya. Karena masih menggunakan Android Eclair (Android 2.1) aplikasi yang dapat diinstall terbatas kepada kapasitas internal memory. Saat saya membuat tulisan ini, sisa memory internal Nexian Journey saya adalah 27 MB. Itu sudah termasuk install aplikasi game trilogy Angry Bird (Angry Bird, Angry Bird Seasson, Angry Bird Rio), aplikasi GPS, aplikasi network utilities (Samba dan VNC) dan aplikasi ringan lainnya. Tidak terlalu banyak memang, karena aplikasi Angry Bird saja tiap gamenya memakan memory 15-20 MB. Saran saya ketika membeli smartphone Android sebaiknya pilih seri Android mulai 2.2 (Froyo), karena limit anda adalah memory eksternal yang anda tanamkan pada smartphone anda.
Seperti Smartphone lain, Nexian Journey juga sangat mengandalkan layanan internet untuk mengoptimalkan penggunaannya. Misalnya saat menggunakan GPS, maka aplikasi yang tersedia untuk menggunakan GPS adalah Google Map, dan Google Map hanya bisa diakses jika ada koneksi internet. Ketika koneksi internetnya lemot atau hilang, maka yang kelihatan di layar hanyalah petunjuk keberadaan kita (dengan simbol tanda panah warna biru) tanpa kita ketahui letak kita dimana, kecuali letak secara koordinat garis lintang dan bujur bumi. Dengan kata lain GPS tersebut jadi tidak berguna. Namun untuk menyiasatinya, ada banyak aplikasi GPS yang tidak mengandalkan internet, namun anda harus setting banyak referensi tempat. Misalkan rumah, kantor, supermarket dan lain-lain. Sehingga ketika tidak ada koneksi internet, seperti di tengah-tengah hutan, anda tetap dapat mengandalkan GPS sebagai penunjuk jalan anda.
O ya, karena sangat mengandalkan internet, maka sangat disarankan untuk menggunakan Nexian Android anda harus berlangganan koneksi internet dengan kuota unlimited. Beberapa bulan ini saya menggunakan koneksi internet dari Tri (3) dapat bundling dari membeli smartphone ini. Pemakaian rata-rata per bulan saya tidak lebih dari 500MB, dengan penggunaan kebanyakan untuk cek imel, twiter, browsing dan google map. Untuk daerah Jakarta khususnya seputaran TB Simatupang ke Kebon Jeruk, koneksi internet yang terbaik ada di jalanan. Biasanya koneksi internet tanpa putus ada di sekitaran lampu merah Cilandak, lampu merah bundaran Pondok Indah dan lampu merah Kostrad. Ketiga daerah tersebut adalah daerah paling macet yang biasa saya lewati sehari-hari, namun menjadi daerah yang paling enak untuk internetan. Saya pernah streaming youtube Briptu Norman selama lebih dari 6 menit tanpa putus di tempat tersebut.
Penggunaan OS Android di Nexian Journey juga memiliki keuntungan tersendiri. Pertama adalah keberadaan Android Market yang mirip dengan Apple Store jika anda memiliki Iphone atau Ipod. Bedanya Android Market yang dapat diakses oleh Nexian Journey hanya yang gratisan. Tidak ada koneksi langsung dari aplikasi Android Market untuk aplikasi yang bayar. Namun tidak seperti produk Apple yang hanya dapat install dari Apple Store, di Android kita bisa install aplikasi yang didapat dari luar Android Market, ada pilihannya di setting install aplikasi. Yang kedua adalah Android merupakan turunan dari OS Linux, dengan demikian Android dapat berhubungan dengan Linux dan sebaliknya. Saya menginstall aplikasi samba di Nexian Journey sehingga bisa bertukar file dengan PC saya yang menggunakan Ubuntu Linux. Dengan demikian setiap file yang saya download ke PC saya bisa dipindahkan ke Nexian Journey hanya dengan mengandalkan koneksi Wifi di rumah. Lagipula dengan aplikasi VNC, kita dapat mengontrol PC Ubuntu Linux langsung dari posisi manapun di rumah. Jadi Smartphone ini betul-betul dapat berfungsi seperti komputer yang sangat kecil.
Jika melihat spesifikasi hardware Nexian Journey, maka ada kemiripan dengan produk LG Optimus One. Perbedaan dengan LG Optimus One hanyalah pada aplikasi khusus dari LG untuk GPS (jadi tidak selalu mengandalkan Google Map) dan Wifi Broadcast (Untuk membuat sinyal Wifi sehingga bisa dipakai bersama-sama dengan gadget lain dalam berinternet). Namun harga Nexian Journey yang saya beli hampir 1/3 dari harga LG Optimus One saat itu. Bahkan saat ini harga LG Optimus One sekitar 2,5 kali dari harga Nexian Journey ketika saya beli. Bahkan saya pernah baca di salah satu blog mengenai Nexian Journey, kemampuannya masih dapat dioptimalkan lagi, namun harus dilakukan 'oprek' yang tentunya menggugurkan garansi resmi. Mungkin 'oprek' dapat dilakukan setelah garansi resmi 12 bulan habis, toh kalo rusak bayar-bayar juga kok....hehehe.
Overall, Nexian Journey NX-A890 adalah best buy untuk saat ini, dan saya yakin speknya masih lebih baik daripada Samsung Galaxy Mini atau LG Optimus Me yang harga keduanya lebih mahal sekitar setengah juta rupiah daripada Nexian Journey. Namun saya tidak tahu apakah Nexian Journey masih ada di pasaran atau tidak, karena ketika masa promo akhir tahun lalu, susah sekali mendapatkan ready stock smartphone ini. Entah jika saat ini berapa harga yang ditawarkan penjualnya, apakah kembali ke dua juta kurang sedikit atau tidak?
Yang pasti saat ini saya selalu membawa tiga buah handphone ketika berpergian. Satu yang nomor utama (N9500), kedua nomor CDMA (Nokia CDMA) dan yang ketika nomor untuk internetan dan GPS (Nexian Journey NX-A890). Ribet ya sepertinya, tapi bukankah kebanyakan kita sekarang sudah terbiasa menggunakan lebih dari dua handphone?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar