Ketika Piala Dunia 2010 memasuki babak 16 besar, saya dan beberapa teman bersepakat untuk bermain "arisan" kecil-kecilan, dimana setiap orang bisa menjagokan satu tim untuk menjadi juara dengan komitmen suatu nilai tertentu sebelum pertandingan babak 16 besar dimulai. Jumlah tim yang dijagokan oleh peserta yang mengikuti "arisan" ada 11 tim. Perjanjian awal mengenai arisan ini adalah, jika tim yang dijagokan menjuarai piala dunia, maka peserta yang menjagokan tim tersebut berhak mendapatkan seluruh komitmen yang terkumpul. Jika lebih dari satu orang menjagokan tim yang sama, maka komitmen dibagi rata sesuai dengan jumlah peserta yang menjagokan tim yang sama.
Singkatnya, saya menjagokan Spanyol sebelum pertandingan babak 16 besar. Dan uniknya hanya saya sendiri yang menjagokan Spanyol, sehingga kurang dari seminggu yang lalu saya mendapatkan seluruh komitmen yang terkumpul. Pilihan saya kepada Spanyol juga saya tuangkan di tulisan saya sebelumnya di sini. Saya memang memilih Spanyol dengan analisa, tidak semata-mata fanatik kepada tim tersebut. Jika mengandalkan fanatisme, maka saya akan memilih Inggris atau Belanda. Dan rupanya analisa saya membuahkan hasil nyata.
Senin pagi setelah siaran langsung final piala dunia, saya langsung mendapatkan seluruh hasil komitmen dengan teman-teman. Hampir separuh dari nilai komitmen tersebut saya belanjakan untuk mentraktir teman-teman pada hari itu juga. Beberapa hari kemudian, kurang dari sepertiga dari nilai komitmen juga saya belanjakan untuk mentraktir teman-teman yang lain, dan sepertiga lainnya juga dibelanjakan lagi-lagi untuk mentraktir teman selain dua di atas. Artinya, dalam waktu kurang dari seminggu, seluruh nilai komitmen telah habis dibelanjakan.
Rupanya seperti inilah rasanya mendapatkan uang dari hasil "arisan". Merasa was-was, tidak aman dan seperti memegang bola panas. Untungnya di lingkungan saya berada, ada beberapa teman yang tidak ingin menikmati traktiran saya karena merasa itu dari hasil yang kurang baik. Beberapa teman ini menyadarkan saya bahwa memang kita sebagai manusia harus mendapatkan penghasilan dari sesuatu yang selayaknya kita dapatkan.
Untungnya, setelah dihitung-hitung pengeluaran untuk mentraktir teman-teman, maka jumlah tersebut telah melewati jumlah komitmen yang saya terima. Artinya, saya tidak menikmati sepeser pun hasil komitmen tersebut.
Mungkin saya masih dibukakan hati oleh Allah SWT, sehingga masih merasa tak enak ketika menikmati komitmen "arisan" sendirian. Mudah-mudahan akan tetap ada perasaan tak enak ini jika mendapatkan sesuatu yang memang tidak berhak saya dapatkan. Berbahaya jika naluri sudah merasa nyaman walaupun mendapatkan yang bukan hak kita. Dan untuk mencegah hal semacam ini terulang kembali, mungkin saya akan mempertimbangkan untuk tidak lagi mengikuti "arisan" semacam ini......masalahnya selama ini selalu kalah, sehingga tidak tahu rasanya mendapatkan "rejeki" semacam ini.
Semoga saya masih tetap dilindungi oleh Allah SWT...amin.
Sabtu, Juli 17, 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar