Mungkin waktu masih anak-anak dulu, pernah mendengar teka-teki seperti ini, "Naik Apa yang Gak Bisa Turun?" pasti semua dah tau jawabannya, yaitu "Naik Haji". Namun rasanya teka-teki ini harus direvisi kembali jawabannya, karena rupanya kali ini bukan hanya Naik Haji yang gak bisa Turun, tapi Naik Tarif angkutan umum pun tidak bisa Turun Tarif.
Lihat saja faktanya, sejak tanggal 15 Januari 2009 lalu, BBM sudah pada level yang sama sebelum dinaikkan pemerintah akhir May 2008 kemarin, yaitu Rp 4,500 untuk premium, dan Rp 4,300 untuk solar.
Ketika BBM naik tahun lalu, pagi hari setelah pengumuman kenaikan BBM, angkutan umum langsung serempak menaikkan tarifnya dari mulai Rp 500 sampai Rp 1000 per jenis angkutan. Untuk angkutan umum jenis Metromini, tarif dari Rp 2,000 per trip, menjadi Rp 2,500 per trip. Sedangkan untuk angkutan umum jenis Mikrolet, yang biasanya untuk jarak yang sama Rp 2,000, sekarang menjadi Rp 3,000. Untuk Patas AC, yang biasanya Rp 6,000 menjadi Rp 7,000. Sedangkan Patas AC jarak jauh berubah dari Rp 8,000 menjadi Rp 9,000.
Kenaikan tarif angkutan saat itu alasan utamanya adalah kenaikan BBM, dan memang di setiap angkutan kota yang saya naiki beberapa hari setelah kenaikan BBM, ada pengumuman tertulis dari pengelolanya (biasanya kepala koperasinya yang tanda tangan), bahwa tarif angkutan naik disebabkan oleh naiknya harga BBM.
Saat ini, dengan level harga BBM yang sama dengan sebelum kenaikan tahun lalu, tarif angkutan tak sedikit pun turun. Alasan yang dibuat oleh para pengelola angkutan umum adalah kenaikan biaya spare part, yang sebenarnya menurut saya tidak dapat dijadikan referensi, karena angkutan umum mana yang kendaraannya terawat dengan baik? Andaikata ada yang bagus pun, itu bukan karena perawatan yang baik, namun rekondisi sehingga menjadi seperti baru kembali, dan itu bukan perawatan, melainkan investasi baru.
Pemerintah kabarnya sih sedang melakukan tekanan kepada pihak pengelola angkutan untuk menurunkan tarifnya, tapi sampai saat ini pihak pengelola masih bertahan, dan jika sampai turun, mereka hanya rela Rp 200 per trip, yang artinya tidak juga turun, karena sekarang ini untuk kepentingan kembalian, minimal uang terkecil adalah Rp 500, berarti diharapkan penurunan minimal kelipatan Rp 500.
Jadi percaya kan kalo teka-teki jaman saya kecil dulu itu sudah tidak valid lagi?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar